MUI Ponorogo Imbau Stop Aksi Demo Anarkis, Kritik Harus Disampaikan dengan Damai
Prof. Dr. KH. Luthfi Hadi Aminuddin, M.Ag. Ketua MUI Ponorogo (Foto humas MUI Ponorogo)
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ponorogo menyerukan agar masyarakat tetap mengedepankan cara-cara damai dalam menyampaikan kritik maupun aspirasi. Ketua MUI Ponorogo, Prof. Dr. KH. Luthfi Hadi Aminuddin, M.Ag., menegaskan bahwa kebebasan berpendapat adalah hak konstitusional setiap warga negara, namun pelaksanaannya tidak boleh menimbulkan keresahan, apalagi merusak ketertiban umum tulisnya dalam akun resmi MUI Ponorogo Senin, 1 September 2025.
“Menyampaikan kritik dan aspirasi adalah hak semua warga negara. Tetapi itu harus dilakukan dengan baik, damai, dan tidak anarkis. Keamanan adalah kunci kenyamanan bersama,” tegasnya.
KH. Luthfi menyoroti fenomena aksi demonstrasi belakangan ini yang kerap berujung pada tindakan anarkis, termasuk perusakan fasilitas negara bahkan penjarahan. Menurutnya, praktik tersebut tidak hanya mencederai nilai demokrasi, tetapi juga merugikan masyarakat luas.
“Kalau aspirasi disampaikan dengan cara yang salah, justru pesan substantifnya hilang. Yang muncul hanya keresahan dan kerusakan. Mari kita jaga Ponorogo tetap damai, rukun, dan kondusif untuk semua,” ujarnya.
MUI Ponorogo memandang bahwa menjaga kondusifitas daerah bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, melainkan tugas kolektif seluruh elemen masyarakat. Aspirasi politik, sosial, maupun ekonomi seharusnya bisa menjadi energi positif bila disalurkan melalui jalur yang tepat.
Seruan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa demokrasi bukanlah ruang bebas tanpa batas. Ada norma, etika, dan tanggung jawab moral yang harus dijunjung tinggi agar perbedaan tidak berubah menjadi perpecahan.
Dengan imbauan ini, MUI berharap Ponorogo bisa menjadi contoh daerah yang matang dalam berdemokrasi: masyarakat tetap kritis, namun tetap menjaga persatuan dan menjauhkan diri dari praktik-praktik anarkis.
Penulis : Nanang
