Sebelum Terseret OTT KPK, dr. Yunus Mahatma Punya Mimpi Besar untuk Sepak Bola Ponorogo
![]() |
| dr. Yunus Mahatma, Sp. PD |
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Siapa sangka, di balik sosoknya yang dikenal tegas dan disiplin sebagai Direktur Rumah Sakit Daerah Harjono (RSDH) Ponorogo, dr. Yunus Mahatma, Sp.PD, ternyata menyimpan kecintaan mendalam terhadap dunia sepak bola. Di sela kesibukannya memimpin rumah sakit plat merah itu, Yunus masih sempat berbicara penuh semangat soal masa depan Persepon, klub kebanggaan Bumi Reog.
Namun nasib berkata lain. Belum sempat menjalankan rencananya membenahi kepengurusan PSSI Ponorogo, Yunus justru ikut terseret dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat, 7 November 2025. Ia diamankan bersama Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Sekda Agus Pramono, dan Sucipto, rekanan proyek di lingkungan RSDH Ponorogo. Kasus itu diduga terkait suap perpanjangan masa jabatan direktur RSDH.
Padahal, hanya tiga hari sebelumnya, Yunus sempat berbicara santai dengan sejumlah wartawan di lobi rumah sakit. Kala itu, suasana masih hangat dan penuh tawa. Ia baru saja menerima amanah dari Bupati Sugiri untuk menjadi Ketua PSSI Kabupaten Ponorogo, menggantikan Rizal Akbar.
“Saya dimasukkan berita dong,” ujarnya sambil tersenyum kepada para jurnalis pada Selasa, 4 November 2025. “Sekarang saya ditunjuk Pak Bupati jadi ketua PSSI.”
Yunus saat itu bicara tanpa beban. Tak ada tanda-tanda badai besar akan datang. Ia menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin muluk-muluk dalam membawa Persepon meniti karier di dunia sepak bola. Targetnya sederhana namun realistis — membawa Persepon dari Liga IV ke Liga III Jawa Timur.
“Yang penting Persepon bisa ikut Liga IV dan juara grup. Lalu masuk Liga III Jatim,” ujarnya kala itu, bertepatan dengan rangkaian peringatan HUT RSDH ke-108 tahun 2025.
Kecintaan Yunus terhadap sepak bola sudah lama diketahui rekan-rekannya. Ia kerap menjadi sponsor kecil-kecilan bagi turnamen antar instansi, dan tak jarang ikut menyumbang perlengkapan tim lokal.
“Bola itu bukan sekadar olahraga, tapi wadah semangat dan kebersamaan,” begitu ucapnya suatu waktu.
Kini, rencana besarnya untuk memajukan Persepon terhenti seiring kasus hukum yang menjeratnya. Padahal, menurut sejumlah kalangan, Yunus termasuk figur yang punya potensi menghidupkan kembali gairah sepak bola di Ponorogo.
Seorang mantan pengurus Persepon yang enggan disebut namanya mengatakan, “Dokter Yunus itu sebenarnya punya niat baik. Dia bukan tipikal pejabat yang hanya mau tampil di spanduk. Dia benar-benar mau turun mengurus bola.”
Sayang, cerita indah itu kandas lebih cepat dari yang diduga. Di tengah sorotan tajam publik terhadap praktik korupsi di Ponorogo, nama Yunus Mahatma kini masuk dalam pusaran kasus besar bersama orang nomor satu di kabupaten ini.
Namun, bagi sebagian orang yang mengenalnya, kisah Yunus tak sepenuhnya berakhir suram. Ada sisi manusiawi yang tetap membekas — semangatnya terhadap olahraga, kesederhanaannya dalam berbicara, dan tekadnya untuk membangun sesuatu di luar dunia medis.
Waktu akan menjawab, apakah kelak ia masih punya kesempatan menebus mimpinya yang sempat tertunda: melihat Persepon kembali berjaya di lapangan hijau.
Penulis : Nanang
