Aspal Terpotong di Dukuh Pondok Mrican, Warga Keluhkan Proyek Tak Merata

Proyek jalan di dukuh pondok Mrican menuai protes warga sekitar

PONOROGO, SINYALPONOROGO
— Warga Dukuh Pondok, Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, ramai memperbincangkan ketidakmerataan proyek pengaspalan jalan yang melintasi wilayah mereka. Tudingan diskriminasi mulai muncul, terutama dari warga RT 01/RW 01 dan RT 01/RW 02, yang merasa kecewa karena beberapa bagian jalan di depan rumah mereka justru dilewati dalam proyek tersebut. 

Mereka menyebutkan, jalan yang diaspal terputus di tengah, sementara bagian timur telah selesai diaspal, sedangkan bagian barat tidak tersambung.

Adi Purnomo Sidik, Kepala Desa Mrican, turut angkat bicara terkait persoalan ini. Dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (13/11/2024), Sidik menyampaikan rasa prihatin dan mengaku telah menerima banyak keluhan dari warganya yang terdampak. 

Menurutnya, proyek pengaspalan seharusnya dikerjakan secara berurutan agar seluruh warga menikmati hasilnya tanpa adanya kesan pengabaian.

"Saya sangat prihatin, ini adalah aspirasi masyarakat yang tak bisa diabaikan. Sebagai kepala desa, saya mendengar keluhan warga yang mempertanyakan kenapa hanya bagian timur saja yang diaspal, sementara barat seperti sengaja dilewati. 

Banyak warga yang merasa kecewa, apalagi mereka yang hanya berjarak beberapa rumah dari bagian yang diaspal. Ini bisa menjadi pemicu perpecahan, apalagi di masa Pilkada seperti sekarang," ungkap Sidik.

Proyek Terputus, Potensi Gesekan di Masyarakat

Jalanan di wilayah yang dilewati proyek pengaspalan, terutama yang berada di tengah dukuh, terlihat tidak rata dan terdapat bagian yang "bolong-bolong." Kondisi ini mengundang pertanyaan, apalagi panjang ruas yang tidak diaspal hanya sekitar 50 meter. 

Banyak warga yang berharap pemerintah kabupaten bisa memperhatikan keluhan ini dan segera menyambungkan pengaspalan agar akses jalan menjadi lebih baik dan warga tidak merasa dikotak-kotakkan.

Sejumlah warga menyatakan kekecewaannya lantaran merasa diperlakukan berbeda hanya karena dugaan perbedaan pilihan politik. 

“Kenapa hanya karena beda pilihan kami jadi tidak diaspal? Padahal, jaraknya tidak jauh, hanya beberapa rumah saja. Kalau memang proyek pengaspalan sudah dianggarkan, kenapa tidak dikerjakan sekalian?” ujar salah seorang warga.

Panggilan untuk Pemerintah Kabupaten

Sidik berharap pemerintah kabupaten segera mengambil langkah agar masalah ini tidak berkembang menjadi konflik sosial. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersamaan dan keadilan bagi seluruh warganya, tanpa melihat perbedaan pilihan politik, terutama saat menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang semakin dekat.

“Ini sebenarnya hal kecil, tapi dampaknya bisa besar. Saya berharap pemerintah kabupaten tidak menutup mata. Warga butuh kejelasan dan kepastian bahwa proyek pengaspalan ini untuk seluruh masyarakat, bukan hanya kelompok tertentu,” tegas Sidik.

Dengan adanya keluhan ini, masyarakat berharap agar aspirasi mereka didengar dan proyek pengaspalan yang sudah berjalan bisa dilanjutkan dengan adil serta merata.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :