Keraton Mbah Anang Malaysia dan Dewan Kesenian Ponorogo Bersinergi: Menjaga Nyala Reog di Kancah Dunia

Audienci Johar Bin Paimin & Wisnu HP bersama Bupati Ponorogo dalam rencana Festival Reog Barong Antarabangsa 2026
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Sebuah langkah nyata dalam diplomasi budaya kembali hadir pasca Reog Ponorogo resmi diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Keraton Mbah Anang Malaysia, yang diwakili Johar Bin Paimin atau akrab disapa Wakjo, melakukan kunjungan budaya ke Kabupaten Ponorogo, Indonesia, guna memperkuat sinergi dalam pengembangan Reog Ponorogo di Malaysia.
![]() |
| Rombongan Malaysia foto bersama Bupati Sugiri Sancoko dan Wisnu HP Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Ponorogo |
Dalam pertemuan hangat yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Wakjo disambut langsung oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, serta Ketua Dewan Kesenian Ponorogo, Wisnu Hadi Prayitno. Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi budaya, tetapi juga penanda babak baru kerja sama lintas negara dalam menjaga warisan leluhur Selasa, 28 Oktober 2025.
Belajar dari Akar, Berkembang di Negeri Jiran
Johar Bin Paimin, bersama rekan seniman musik Jawa asal Malaysia, Muhammad Danial Afham bin Zailan (Bob), menegaskan niat tulus mereka: Malaysia tidak ingin hanya menampilkan Reog sebagai tontonan, tetapi mempelajarinya dari sumbernya—tanah Ponorogo.
“Kami ingin memahami Reog dari akarnya, bukan hanya meniru gerakannya. Keraton Mbah Anang Malaysia ingin menjadi wadah pembelajaran dan pelestarian budaya yang otentik,” ujar Wakjo.
![]() |
| Sebagai narasumber dialog budaya di Keraton Mbah Anang bersama perwakilan Kementrian Pelancongan/ kementrian pariwisata malaysia 2024. Festival Reog Barong Antarabangsa 2024 |
Langkah ini sejalan dengan semangat UNESCO yang menekankan cultural exchange sebagai jembatan antarbangsa, bukan sekadar adopsi budaya.
Festival Reog Barong Antarabangsa #2, Menuju 2026
Hasil dari dialog budaya ini akan bermuara pada pelaksanaan Festival Reog Barong Antarabangsa #2, yang dijadwalkan berlangsung di Keraton Mbah Anang Malaysia pada tahun 2026.
Festival ini bukan hanya ajang pertunjukan, tetapi juga wadah kolaborasi—menghadirkan bengkel tari, dialog kebudayaan, hingga lomba Reog Ponorogo memperebutkan Piala Bupati Ponorogo.
![]() |
| Festival Reog Barong Antarabangsa Th 2024 |
Wisnu Hadi Prayitno, yang juga menjadi Kreatif Konsultan Rumah Budaya Keraton Mbah Anang Malaysia, menilai kerja sama ini sebagai langkah penting dalam diplomasi budaya.
“Reog Ponorogo kini bukan sekadar milik Ponorogo, tetapi warisan dunia yang lahir dari Indonesia. Sinergi ini adalah cara kita menjaga nyalanya agar tetap menyala di hati masyarakat global,” ujar Wisnu HP.
Menjaga Reog di Mata Dunia
Festival Reog Barong Antarabangsa pertama yang digelar tahun 2024 di Malaysia telah berhasil memukau ribuan penonton lintas etnis. Kini, edisi kedua diharapkan menjadi momentum memperkuat citra Reog Ponorogo sebagai simbol persaudaraan budaya antara Indonesia dan Malaysia.
![]() |
| Festival Reog Barong Antarabangsa 2024 |
Bupati Sugiri Sancoko menyambut positif inisiatif tersebut. Ia menilai diplomasi budaya semacam ini sebagai bentuk nyata pengabdian terhadap pelestarian seni tradisi.
“Setelah pengakuan UNESCO, tugas kita bukan berhenti pada kebanggaan. Justru inilah saatnya Reog berbicara lebih luas, membawa nama Ponorogo dan Indonesia ke panggung dunia,” tutur Bupati Sugiri.
Dari Ponorogo ke Dunia
Melalui jalinan lintas negara antara Keraton Mbah Anang Malaysia dan Dewan Kesenian Ponorogo, Reog tak lagi sekadar tarian berisi topeng dan irama gamelan. Ia menjelma sebagai bahasa universal tentang keberanian, kebersamaan, dan identitas budaya.
![]() |
| Piala Pusingan/Bergilir Bupati Ponorogo, yang akan diperebutkan kembali dalam perhelatan Festival Barong Antara Bangsa 2026 |
Dari alun-alun Ponorogo hingga halaman istana budaya di Johor, suara kendang dan gemuruh reog terus bergema—menandai bahwa warisan ini bukan hanya milik masa lalu, melainkan janji untuk masa depan.(Wisnu HP/Red).




