Debat Kedua Pilkada Ponorogo 2024: Adu Gagasan Soal Pelayanan Publik dan Lingkungan, Atmosfer Memanas

Suasana debat publik kedua Paslon Bupati Ponorogo berlangsung seru dan sempat memanas 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
— Debat publik kedua calon bupati dan wakil bupati Ponorogo 2024 berlangsung dengan tema “Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dan Menyelesaikan Persoalan Daerah.” Acara ini digelar di Gedung Sasana Praja, Rabu malam (6/11/2024), pukul 19.30 WIB, dibuka oleh Ketua KPU Kabupaten Ponorogo, R Gaguk Ika Prayitna. 

Dalam sambutannya, ia berharap Pilkada Ponorogo bisa berlangsung aman dan meriah, mencerminkan antusiasme publik terhadap pemilu kali ini.

Sorotan Janji Kesejahteraan ASN dan Reformasi Pengangkatan Pejabat

Pasangan calon nomor satu, Ipong Muchlissoni dan Segoro Luhur, membawa gagasan untuk meningkatkan kesejahteraan ASN, mulai dari tunjangan makan siang hingga peningkatan hubungan kerja yang harmonis. 

Ipong menegaskan bahwa sistem merit akan diterapkan dalam menempatkan pejabat sesuai kemampuan, bukan berdasarkan imbalan atau ‘yang bayar,’ sebuah sindiran tajam yang menyulut perhatian peserta debat dan pendukungnya.

Debat Memanas: Pengelolaan Sampah dan Janji Piala Adipura

Pada sesi saling tanya, calon wakil bupati Segoro Luhur dari pasangan Ipong-Luhur memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menekan lawannya, pasangan Sugiri Sancoko dan Lisdyarita. 

Ia mempertanyakan kegagalan Sugiri dalam memenuhi janji mengatasi permasalahan sampah di TPA Mrican dalam waktu dua tahun serta perolehan Piala Adipura, yang dijanjikan saat kampanye tahun 2020 namun hingga kini tak terealisasi.

Menanggapi hal tersebut, Sugiri Sancoko menjelaskan bahwa kondisi lapangan tidak sesuai ekspektasi, namun ia mengklaim telah berusaha melakukan perbaikan lingkungan melalui program pelestarian dan penanaman pohon serta inovasi pengolahan sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel). 

"Antara briket dan RDF itu mirip, hanya saja RDF lebih dibutuhkan industri, termasuk pabrik semen," kata Sugiri.

Balasan Soal TPA Mrican dan Janji Infrastruktur yang Belum Tercapai

Giliran Lisdyarita, cawabup pasangan nomor dua, yang menantang balik Ipong-Luhur. Ia meminta penjelasan soal apa yang sudah dilakukan Ipong dalam pengelolaan TPA Mrican selama masa jabatannya terdahulu. Ipong menjawab diplomatis, menyerahkan penilaian kepada masyarakat dan menyatakan dirinya tidak menjanjikan solusi spesifik soal TPA Mrican. 

Ia juga menyinggung bahwa selama masa kepemimpinannya tidak ada masalah besar di TPA tersebut, tidak ada petani yang harus berdemo karena sawahnya terendam limbah.

Ipong kemudian berbalik menyinggung janji Sugiri yang belum terealisasi, seperti pembangunan sirkuit yang seharusnya menjadi ikon baru Ponorogo. “Hari ini hanya ada gundukan tanah, tidak sesuai harapan,” ucap Ipong, yang disambut tepuk tangan pendukungnya.

Pendukung Memanas, Moderator Perketat Pengamanan

Atmosfer debat semakin memanas ketika para pendukung kedua pasangan mulai bersorak sorai dan meneriakkan yel-yel. Moderator beberapa kali meminta ketertiban, mengancam akan meminta bantuan keamanan untuk menertibkan jika suasana tidak kondusif. Meski sempat memanas, acara debat berhasil dilanjutkan hingga akhir.

Sementara itu, suasana di luar gedung debat juga tak kalah ramai. Pendukung kedua kubu terus meneriakkan dukungan mereka, tetapi aparat keamanan tetap siaga menjaga ketertiban agar tidak terjadi bentrokan. 

Debat kedua ini memberi gambaran jelas bahwa Pilkada Ponorogo 2024 tidak hanya menjadi ajang adu gagasan, tetapi juga menguji ketangguhan strategi kampanye masing-masing paslon.

Janji Program Masih Menjadi PR Berat

Dengan sisa waktu kampanye yang semakin sempit, publik Ponorogo kini menantikan siapa yang akan mampu memenuhi janji-janji mereka dalam menangani isu krusial seperti pengelolaan lingkungan, kesejahteraan ASN, dan infrastruktur yang hingga kini belum sepenuhnya terlaksana.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :