Masih Suasana Lebaran, TNI-Polri di Ponorogo Gelar Halal Bihalal Keliling Kampung

Pak Bhabin dan Babinsa Kodim Ponorogo ketika sejarah keliling kampung di desa Mlarak Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Suasana hangat Lebaran masih terasa di berbagai penjuru Ponorogo. Sabtu (5/4/2025), momen penuh silaturahmi itu dimanfaatkan anggota TNI dan Polri untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, bukan lewat patroli atau operasi keamanan, tapi lewat anjangsana dan halal bihalal dari rumah ke rumah warga.

Salah satunya dilakukan oleh Serda Ari Prasetyo, Babinsa Koramil Tipe B 0802/15 Mlarak. Bersama rekannya dari unsur Bhabinkamtibmas, ia menyambangi rumah Kepala Desa, perangkat, dan warga binaan di wilayah Kecamatan Mlarak. 

Dengan tangan terbuka, mereka menyalami satu per satu warga sambil mengucapkan "minal aidin wal faizin" dan memohon maaf lahir batin.

"Masih suasana Lebaran, kami manfaatkan untuk mempererat hubungan dengan warga. Ini bukan sekadar tradisi, tapi juga bentuk komitmen kami untuk hadir bukan hanya saat ada masalah," ujar Serda Ari saat ditemui usai kegiatan.

Bagi Ari dan aparat lainnya, halal bihalal bukan hanya soal bertukar maaf. Ada semangat membangun kebersamaan, memperkuat komunikasi, dan menjalin kepercayaan antara aparat dan masyarakat di level paling bawah.

"Ini momen penting, karena silaturahmi seperti ini memperkuat ikatan sosial. Kita tidak hanya hadir sebagai petugas, tapi sebagai bagian dari warga desa," imbuhnya.

Langkah TNI-Polri Ponorogo yang turut larut dalam tradisi lokal ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga merasa dihargai dan semakin dekat dengan aparat yang biasanya tampak formal dan penuh protokol.

Kehadiran Babinsa dan Bhabinkamtibmas secara langsung ke rumah-rumah warga dinilai mampu mengikis jarak psikologis antara negara dan rakyatnya. 

Di tengah tahun politik dan dinamika sosial yang kian kompleks, pendekatan humanis seperti ini bisa menjadi penyejuk dan peneguh persatuan di tingkat akar rumput.

Halal bihalal yang dilakukan TNI-Polri ini bukan sekadar rutinitas, tetapi cerminan dari wajah pelayanan dan pengayoman yang sesungguhnya. 

Di balik seragam, mereka menunjukkan bahwa mereka juga bagian dari denyut kehidupan warga desa—datang bukan hanya ketika darurat, tapi juga ketika hati ingin saling memaafkan.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :