Eksekutor Ditembak Saat Berusaha Kabur, Polisi Dalami Dugaan Jaringan Antarprovinsi
Terduga pelaku pencurian dengan modus pecah kaca di jalan Wibisono akhirnya berhasil di tangkap
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Polisi akhirnya membekuk dua pelaku pencurian dengan modus pecah kaca mobil yang sempat membuat geger warga Ponorogo. Aksi nekat para pelaku menggasak uang Rp350 juta milik seorang warga Madiun terjadi pada 5 Mei lalu, di siang bolong, di tengah jalan ramai: Jalan Wibisono, Kelurahan Kepatihan, Ponorogo.
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ponorogo, melalui Unit Resmob, mengungkap identitas dua tersangka masing-masing berinisial A dan T, warga Palembang, Sumatera Selatan. Penangkapan dilakukan lintas wilayah—A diringkus di Probolinggo, dan T dibekuk di Bekasi, Jawa Barat.
“Tersangka utama inisial A, yang juga berperan sebagai eksekutor, berhasil kami amankan di Probolinggo bersama barang bukti. Satu tersangka lain kami tangkap di wilayah Bekasi,” ungkap Kanit Resmob Satreskrim Polres Ponorogo, Ipda Bambang Santoso, saat dikonfirmasi pada Minggu (18/5/2025).
Namun, penangkapan A tidak berlangsung mulus. Saat diminta menunjukkan lokasi penyimpanan barang bukti, tersangka justru mencoba kabur. Petugas pun mengambil tindakan tegas dan terukur—sebutir timah panas mendarat di kakinya.
“Tindakan itu kami ambil karena yang bersangkutan mencoba melarikan diri,” tambah Bambang.
Penelusuran awal menyebutkan bahwa korban, RMD, warga Kecamatan Kresek, Kabupaten Madiun, baru saja menarik uang dalam jumlah besar sebelum menjadi incaran para pelaku. Uang tunai itu disimpan di dalam mobil, yang diparkir tak jauh dari pusat aktivitas kota.
Polisi menduga, aksi ini bukan pencurian biasa. Modus yang digunakan, mobilitas pelaku lintas kota, dan besarnya kerugian, mengarah pada dugaan jaringan kriminal antarprovinsi.
“Ini masih terus kita kembangkan. Tidak menutup kemungkinan ada 1-2 pelaku lain yang terlibat dan saat ini masih buron,” tandas Ipda Bambang.
Modus Lama, Korban Baru
Modus pecah kaca bukanlah hal baru, tetapi tetap menjadi momok. Aparat kerap mengimbau warga untuk tidak menyimpan barang berharga di dalam kendaraan, apalagi dalam jumlah besar.
Penangkapan ini tidak hanya menjadi kabar baik bagi korban, tetapi juga sinyal tegas bagi pelaku kriminal lintas wilayah: Ponorogo bukan tempat aman untuk beraksi.
Polres Ponorogo menunjukkan bahwa kerja cepat, lintas wilayah, dan koordinasi antarwilayah menjadi kunci dalam membongkar kejahatan seperti ini.
Pelajaran untuk Publik
Kejadian ini juga menjadi pengingat penting bagi masyarakat: kewaspadaan harus menjadi kebiasaan. Jangan pernah meremehkan kejahatan, apalagi di era di mana mobilitas pelaku makin tinggi dan modus semakin beragam.
Penulis : Nanang
Posting Komentar