🔵 NEWS

Konvoi Silat Jelang Subuh, 13 Pelajar Diciduk Polres Ponorogo: Waspada Gesekan Antar Kelompok

Razia gabungan Polres Ponorogo sampai Jelang subuh 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
 
– Hiruk pikuk konvoi perguruan silat kembali membuat resah warga Bumi Reyog. Sebanyak 13 pelajar terjaring razia gabungan Polres Ponorogo setelah melakukan konvoi menjelang subuh di kawasan Jalan Ahmad Yani, Selasa (8/7/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.

Konvoi itu nyaris melaju tanpa hambatan di jalanan yang masih lengang. Namun, patroli skala besar yang digelar Polres bersama TNI, Dishub, Satpol PP, dan Damkar langsung menghentikan aksi mereka. Belasan remaja itu sempat mencoba kabur, namun berhasil diamankan aparat.

“Setelah berhasil diamankan, mereka kami bawa ke Mapolres untuk didata dan diberikan pembinaan,” kata Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidayanto, kepada wartawan, Selasa siang.

Polisi tak menemukan senjata tajam atau barang terlarang. Namun, AKP Rudi menegaskan konvoi semacam ini kerap menjadi pemicu gesekan antar perguruan silat.

“Mereka tidak membawa barang berbahaya. Tapi aksi mereka jelas membahayakan diri sendiri dan melanggar ketertiban umum,” ujarnya.

Setelah proses pendataan dan pembinaan, para pelajar dipulangkan sekitar pukul 12.00 WIB. Sebelum dibebaskan, mereka diwajibkan menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan serupa. 

Orang tua yang datang menjemput pun diberi imbauan untuk lebih ketat mengawasi aktivitas anak-anaknya, terutama menjelang pengesahan perguruan silat yang kerap memicu euforia berlebihan di kalangan pesilat muda.

Pihak sekolah juga dilibatkan. Polres Ponorogo meminta masing-masing sekolah asal para pelajar mengirim surat resmi berisi komitmen melakukan pembinaan internal.

“Konvoi ini sering menjadi pintu masuk tawuran atau bentrokan antar kelompok. Kami minta semua pihak, baik guru maupun orang tua, ikut menjaga kondusivitas wilayah,” imbuh Rudi.

Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengingatkan pihaknya tak akan lengah. Patroli skala besar akan terus digencarkan, terutama menjelang dan setelah pengesahan perguruan silat.

“Upaya ini untuk memastikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Ponorogo,” tegas AKBP Andin.

Fenomena Konvoi Silat: Euforia yang Rawan Membelah Warga

Fenomena konvoi perguruan silat memang bukan cerita baru di Ponorogo. Setiap momentum pengesahan anggota baru atau peringatan hari besar organisasi silat, ribuan pesilat turun ke jalan. 

Bagi kalangan perguruan, konvoi menjadi simbol kebanggaan dan solidaritas. Namun, di sisi lain, warga kerap resah lantaran konvoi sering memicu keributan, bahkan bentrokan berdarah.

Tak jarang, gesekan kecil di jalanan berubah menjadi konflik besar antar perguruan. Data Polres Ponorogo mencatat, sepanjang 2024 lalu terjadi lebih dari 20 kasus bentrok yang bermula dari konvoi pesilat. Dampaknya tak hanya korban luka, tapi juga merusak citra perguruan silat sebagai warisan budaya.

Di kalangan pemerhati sosial, fenomena konvoi ini dinilai perlu diatasi dengan pendekatan kultural dan edukatif. Sebab, bagi remaja, menjadi anggota perguruan silat bukan sekadar soal bela diri, tetapi juga soal identitas, kebanggaan, dan eksistensi sosial.

“Inilah kenapa pembinaan harus melibatkan sekolah, keluarga, dan tokoh perguruan. Kalau hanya dibubarkan, akar masalahnya tidak selesai,” ujar salah seorang pemerhati sosial di Ponorogo, yang enggan disebut namanya.

Patroli gabungan yang rutin digelar aparat memang memberi efek jera sesaat. Namun tanpa upaya preventif yang menyentuh pola pikir remaja, konvoi silat tampaknya akan terus berulang.

“Kami mengapresiasi tindakan cepat polisi. Tapi perlu langkah lebih menyeluruh, agar budaya konvoi tak selalu berujung keresahan,” tutup sumber tersebut.

Penulis : Nanang

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar