SMPN 3 Ponorogo tempat belajar nyaman dan menyenangkan karena sekolah Adiwiyata mandiri
PONOROGO, SINYALPONOROGO – SMP Negeri 3 Ponorogo menegaskan bahwa kebijakan pembayaran di sekolah telah dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku, tanpa ada unsur paksaan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Suyono, menyusul beredarnya unggahan di media sosial Facebook yang menyoroti kebijakan tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Jumat (10/1/2025), Suyono menjelaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah mematok jumlah tertentu untuk pembayaran dari wali murid. Semua kebijakan keuangan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang tua siswa.
“Kami selalu mengedepankan transparansi dan musyawarah. Segala keputusan terkait pembayaran telah disepakati bersama melalui komite sekolah dan pihak terkait. Tidak ada unsur paksaan dalam kebijakan ini,” tegasnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Kritik Media Sosial Dinilai Tak Berdasar
Menanggapi unggahan viral yang menuding sekolah memaksakan pembayaran tertentu, Suyono menyatakan bahwa informasi tersebut tidak sesuai fakta. Pihaknya menyayangkan isu tersebut beredar tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah.
“Kami membuka ruang diskusi untuk klarifikasi. Jika ada yang merasa kebijakan kami tidak sesuai, kami siap berdialog demi solusi terbaik. Harapan kami, informasi yang beredar tidak menjadi sumber keresahan,” ujarnya.
Menurutnya, unggahan di media sosial tersebut tidak hanya merugikan pihak sekolah, tetapi juga dapat mengganggu suasana belajar mengajar yang seharusnya kondusif.
Suyono menekankan bahwa komunikasi yang baik antara sekolah, wali murid, dan masyarakat sangat penting untuk mendukung keberhasilan pendidikan siswa.
Transparansi Sebagai Komitmen Sekolah
SMPN 3 Ponorogo juga menegaskan bahwa mereka memiliki komitmen tinggi dalam menjaga transparansi terkait keuangan. Setiap pembayaran yang dilakukan, kata Suyono, dicatat dan dilaporkan secara rinci kepada komite sekolah dan wali murid.
“Kami tidak hanya menjalankan SOP, tetapi juga memastikan setiap langkah kami sesuai dengan regulasi pendidikan. Tujuan utama kami adalah menciptakan suasana pendidikan yang nyaman tanpa membebani wali murid,” tambahnya.
Harapan Pihak Sekolah
Sebagai langkah lanjutan, pihak sekolah mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menerima informasi, terutama yang beredar di media sosial.
Suyono berharap kejadian ini menjadi pembelajaran untuk semua pihak agar selalu menjaga komunikasi yang baik dan mengedepankan klarifikasi sebelum menyebarkan informasi.
“Kami ingin memastikan pendidikan tetap menjadi prioritas utama. Semoga masyarakat dapat mendukung langkah kami untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak didik,” pungkasnya.
Pihak sekolah juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan, termasuk dalam hal komunikasi dengan wali murid, agar tidak terjadi kesalahpahaman serupa di masa mendatang.(Nang).
Posting Komentar