Pameran Bonsai Grebeg Suro, 366 Pohon Hiasi Halaman Pendopo : Dari Estetika ke Ekonomi Kreatif
![]() |
Kang Bupati Sugiri Sancoko ditemani Himawan, Sekretaris PPBI melihat Bonsai |
PONOROGO, SINYALPONOROGO — Ratusan pohon bonsai dari penjuru Jawa Timur dan Jawa Tengah memadati halaman Pendopo Kabupaten Ponorogo. Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Ponorogo menggelar Pameran Grebeg Bonsai 2025 sebagai bagian dari rangkaian Grebeg Suro yang digelar pada 18–24 Juni 2025.
Acara ini bukan sekadar suguhan visual yang memikat mata, melainkan juga simbol hidup dari kreativitas, ketelatenan, dan potensi ekonomi yang terus bertumbuh.
Pembukaan pameran dilakukan langsung oleh Bupati Ponorogo, H. Sugiri Sancoko, dengan seremoni pemotongan pita, Jumat (20/6/2025).
![]() |
Pemotongan pita oleh Kang bupati Sugiri Sancoko sebagai tanda dimulainya pameran Bonsai PPBI cabang Ponorogo |
Dalam sambutannya, Kang Bupati—sapaan akrabnya—menyampaikan apresiasi tinggi kepada PPBI Ponorogo yang turut menghidupkan spirit Grebeg Suro melalui medium ekonomi kreatif.
“Kegiatan ini selaras dengan misi Ponorogo sebagai bagian dari jejaring kota kreatif UNESCO. Bonsai bukan hanya karya seni, tetapi juga gerakan ekonomi,” ujar Sugiri.
Ponorogo Jadi Barometer Bonsai Nasional
Sekretaris PPBI Ponorogo, Himawan Setiyono, S.Pd., menyebut bahwa pameran kali ini bukan hanya terbesar dan termegah, tetapi juga mempertegas posisi Ponorogo sebagai barometer bonsai nasional.
“Watak warga Ponorogo itu kalau sudah suka atau cinta dengan suatu hobi, bisa gila-gilaan. Termasuk dalam dunia bonsai,” ungkap Himawan.
Menurutnya, semangat luar biasa itulah yang membuat jumlah penggemar bonsai di Ponorogo terus meningkat dan eksis hingga saat ini. Bahkan, tak sedikit yang mampu meraih penghasilan tambahan hingga menjadikannya profesi utama.
“Bonsai bukan hanya estetika. Ini sudah menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang, terutama kalangan muda,” imbuhnya.
Melebihi Target, Menjaring Kreativitas Daerah
Target awal panitia yang hanya 300 pohon, terlampaui dengan hadirnya 366 bonsai dari tiga kategori: bahan (262 pohon), setengah jadi (21), dan jadi (82).
![]() |
Salah satu Bonsai dalam pameran PPBI di halaman Pendopo kabupaten Ponorogo |
Peserta berasal dari 12 kota/kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, mulai Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Kediri, Magetan, Jombang, Blora, Wonogiri, Sukoharjo, Tulungagung, Madiun, dan tentu saja tuan rumah Ponorogo.
Ruang Edukasi, Estetika, dan Transaksi
Pameran bonsai ini bukan sekadar kontes keindahan, tetapi juga ruang belajar dan peluang bisnis. Setiap hari, ratusan pengunjung memadati area pameran, sebagian besar datang untuk belajar dan membeli, bukan sekadar melihat-lihat.
“Melalui PPBI, peserta bisa saling berbagi ilmu, berdiskusi teknik, bahkan melakukan transaksi jual beli bonsai. Ini bagian dari ekosistem ekonomi kreatif,” kata Himawan.
Penghargaan untuk Karya Terbaik
Pameran ini juga menjadi ajang penghargaan bagi para penggiat bonsai terbaik dari masing-masing kategori. Penilaian dilakukan secara profesional untuk memilih bonsai unggulan dari kelas bahan, setengah jadi, hingga jadi.
Bonsai: Miniatur Seni, Magnet Ekonomi
Pohon bonsai bukan sekadar tanaman hias; ia adalah karya seni yang mengandung nilai filosofi, ketekunan, dan ekonomi. Di tangan para seniman bonsai, akar, batang, dan daun menjadi simbol perjalanan hidup yang penuh disiplin dan keindahan.
Grebeg Bonsai 2025 menjadi bukti bahwa tradisi dan kreativitas bisa berpadu, menghasilkan pameran yang menginspirasi dan membuka jalan bagi masa depan ekonomi kreatif di Ponorogo—kota yang kini tak hanya dikenal lewat Reog, tapi juga bonsai kelas nasional.
Penulis : Nanang