BREAKING NEWS

Trigona Park Mrayan: Wisata Lebah Digital Pertama di Ponorogo Karya Mahasiswa UNIDA Gontor

Wisata edukasi lebah madu Klanceng desa Mrayan Kecamatan Ngrayun Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Sebuah gagasan sederhana di tangan mahasiswa berubah menjadi karya besar yang menginspirasi. Melalui program KKN PMM KEMDIKTISAINTEK 2025, mahasiswa Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor berhasil melahirkan “Trigona Park”, wisata lebah madu digital pertama di Kabupaten Ponorogo.

Berlokasi di Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Trigona Park menjadi hasil kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan kelompok masyarakat setempat. Mengusung tema “Transformasi Digital Kawasan Wisata Lebah Desa Mrayan melalui Edukasi dan Penerapan Teknologi Augmented Reality”, program ini menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern.

Peresmian Trigona Park Desa Mrayan oleh Kepala desa bersama ketua LPM Unida Gontor Ponorogo 

Sebanyak 20 mahasiswa UNIDA Gontor terjun langsung ke lapangan untuk mendampingi warga dan kelompok tani hutan dalam mengembangkan potensi budidaya lebah madu Trigona (klanceng). Mereka tidak hanya membantu meningkatkan produksi madu, tetapi juga mengubahnya menjadi wahana wisata edukatif dengan sentuhan digital.


Dosen pembimbing lapangan, Faisal Reza, M.Kom dan Dr. Yayan Firmansah, S.E.I., M.PSDM, memastikan program ini berjalan tidak sekadar seremonial. Mereka menanamkan nilai keberlanjutan dengan menyiapkan masyarakat agar mampu mengelola wisata secara mandiri di masa depan.

“Mahasiswa kami berupaya memadukan teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Hasilnya, Trigona Park bukan hanya tempat wisata, tapi juga ruang belajar dan penggerak ekonomi desa,” jelas Faisal, Senin, 20 Oktober 2025.

Di Trigona Park, pengunjung diajak menjelajahi dunia lebah klanceng melalui teknologi Augmented Reality (AR). Cukup dengan mengarahkan kamera ponsel, informasi digital tentang proses budidaya, panen madu, dan manfaat ekologisnya muncul dalam bentuk interaktif.

Kepala Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNIDA Gontor, Dr. Riza Ashari, M.Pd.I., menyebut program ini sebagai bukti nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Kami bangga mahasiswa UNIDA Gontor mampu menjadi agen perubahan. Trigona Park bukan sekadar wisata, tapi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Mrayan, Juwanto, menilai hadirnya Trigona Park sebagai tonggak baru bagi desanya.


“Dulu budidaya lebah hanya untuk madu. Sekarang menjadi kebanggaan warga. Wisata ini membuka peluang ekonomi dan menarik perhatian luar desa. Terima kasih kepada mahasiswa dan dosen UNIDA Gontor,” ungkapnya.

Kini, Trigona Park tidak sekadar destinasi wisata, melainkan simbol sinergi antara kampus dan desa. Dari tangan mahasiswa dan semangat gotong royong warga, lahir inovasi yang menegaskan bahwa kemajuan desa tak harus dimulai dari kota, melainkan dari ide cemerlang yang tumbuh di tengah masyarakat sendiri.

Penulis : Nanang

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar