BREAKING NEWS

Perkuat Literasi Digital Desa, Hj. Atika Banowati Ajak Generasi Muda Bijak Bermedia Sosial

Hj. Atika Banowati, SH anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur dari fraksi Golkar ketika menghadiri acara sarasehan 

PONOROGO, SINYALPONOROGO 
– Di tengah derasnya arus informasi digital yang kian tak terbendung, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Hj. Atika Banowati, SH mengingatkan pentingnya peran masyarakat, khususnya generasi muda desa, dalam menjaga ruang digital agar tetap sehat dan produktif. Pesan itu disampaikan dalam Sarasehan bertema “Peran Pemerintah dalam Perkembangan Literasi Digital Desa” yang digelar di Aula Hotel Maesa Ponorogo, Sabtu (1/11).

Acara yang dihadiri sekitar 100 pemuda-pemudi dari berbagai kecamatan di Ponorogo ini menghadirkan dua narasumber dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Ponorogo, yakni Sugeng Tri WS, S.Sos dan Bayus, dengan Tunggul sebagai moderator yang memandu jalannya diskusi.

Suasana sarasehan Peran Pemerintah dalam Perkembangan Literasi Digital Desa” 

Dalam sambutannya, Hj. Atika Banowati yang juga anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Golkar Dapil IX (Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi) menegaskan pentingnya pemahaman literasi digital di tengah masifnya penggunaan media sosial di kalangan masyarakat.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman dalam menggunakan media sosial secara bijak. Jangan sampai karena kelalaian atau emosi sesaat, kita justru terjerat UU ITE,” pesan Atika di hadapan para peserta.

Ia juga mengapresiasi tema yang diangkat oleh kelompok masyarakat (Pokmas) penyelenggara acara. Menurutnya, literasi digital bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga kesadaran bersama masyarakat agar ruang digital menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan, bukan sumber hoaks atau konflik sosial.

Sementara itu, narasumber Sugeng Tri WS dari Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo menyampaikan materi bertema “Bijak Bermedia Sosial secara Cerdas dan Kreatif melalui Kecakapan Digital.”

Dalam sesi diskusi, para peserta juga diajak memahami tantangan literasi digital yang masih dihadapi masyarakat desa, mulai dari kesenjangan digital, kurangnya motivasi, hingga ketakutan terhadap teknologi. Namun, solusi untuk mengatasinya pun sederhana: belajar secara konsisten, berani mencoba, dan berkolaborasi dengan sesama pembelajar digital.

“Kesalahan dalam belajar teknologi bukan aib, justru menjadi kesempatan untuk memahami lebih dalam. Kuncinya berani mencoba dan terus belajar,” ujar Sugeng memberi semangat.

Sarasehan ditutup dengan pesan optimisme bahwa desa-desa di Ponorogo mampu menjadi pionir literasi digital yang cerdas, informatif, dan berdaya saing.

“Ketika masyarakat desa melek digital, maka pembangunan informasi publik akan lebih terbuka, partisipatif, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan,” pungkas Hj. Atika Banowati.

Penulis : Nanang

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar