![]() |
Sunarto, S.Pd Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo |
PONOROGO, SINYALPONOROGO - Pro dan kontra terkait kebijakan bupati Ponorogo yang menerapkan uji coba one way atau jalan searah di sejumlah ruas jalan di kota Ponorogo mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Banyak yang mengeluh karena harus muter-muter sehingga memperlambat perjalanan hingga akhirnya berujung membengkaknya pengeluaran utamanya BBM.
Bahkan lebih dari itu akibat kebijakan one way banyak terjadi laka di jalan karena laju kendaraan menjadi kencang. Termasuk orang hendak menyebrang juga menjadi takut.
Dan bahkan efek dari itu jalan gang sempit menjadi rame karena menjadi jalan terobosan hingga menyebabkan terjadinya kemacetan disana-sini. Akhirnya terjadi gelombang protes masyarakat gang sempit akibat kebijakan one way.
Sementara soal ekonomi, banyak pedagang mengaku juga berkurang omzet penjualannya karena akibat penerapan one way banyak orang malas kembali atau berputar terlalu jauh hingga menyebabkan banyak pelanggan hilang.
Sementara bagi masyarakat jauh dengan keberadaan one way memang membuat mereka sedikit tersenyum karena arus lalulintas menjadi sedikit lancar pada ruas tertentu sehingga membuat nyaman dalam perjalanan.
Banyak terkesan orang bilang dengan one way Ponorogo kayak kota besar pada umumnya di Indonesia. Sedikit berbeda begitu.
Sementara itu Sunarto, ketua DPRD Kabupaten Ponorogo merespon kuat atas kebijakan one way tersebut. Karena dirinya kebanjiran keluhan dan kritikan tajam akibat penerapan one way.
Guna merespon tersebut pihak DPRD sudah melakukan langkah cepat dengan melakukan rapat dengar pendapat atau hearing dengan masyarakat dan lintas OPD yang terkait.
Dalam hearing tersebut berbagai keluhan, masukan hingga kritikan disampaikan langsung oleh masyarakat yang mengaku resah dan cemas atas penerapan kebijakan tersebut.
Karena sejak awal kebijakan tersebut tidak pernah tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat hingga berdampak sangat luar biasa.
Dengan harapan hasil hearing itu bisa menjadi pertimbangan bupati untuk memutuskan apakah masih akan melanjutkan atau menunda karena belum urgent soal one way di terapkan di kota Ponorogo.
Tetapi nyatanya, setelah sebulan melakukan uji coba one way hasil evaluasi mereka tetap memutuskan jalan searah hanya rutenya dibalik.
"Dengan mudahnya mengubah arah dan tetap dijadikan one way, sebetulnya kajian akademisnya bagaimana?."tanya Sunarto keheranan.
Lebih lanjut Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo memandang apakah pemberlakuan one way memang sudah layak dan menjadi kebutuhan atau hanya sekedar memenuhi keinginan bupati?."imbuhnya.
Selanjutnya soal pernyataan bupati dengan one way ini untuk pemerataan pusat-pusat keramaian?.
"Logika berpikirnya perlu di kaji, betulkah dengan one way ini dapat menumbuhkan pusat-pusat keramaian baru dan yang paling penting apakah betul dengan one way ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat?."tanya ketua DPRD Ponorogo hingga kini belum ada bukti nyata soal itu.
Sementara kata Sunarto tujuan pembangunan itu muaranya untuk peningkatan dan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat tapi sementara yang terjadi banyak pedagang omzetnya turun akibat penerapan kebijakan one way tersebut.
"DPRD secara kelembagaan sudah melakukan rapat kerja dan sudah melibatkan berbagai stakeholder, dan ternyata bupati beserta jajarannya tetap melaksanakan kebijakan one way, biarlah masyarakat yang memberikan penilaian, sebetulnya yang pro rakyat banyak itu siapa?."ungkap ketua DPRD Kabupaten Ponorogo.
Namun apapun itu hasilnya, DPRD baik secara resmi ataupun komunikasi secara langsung akan terus menyampaikan kepada bupati beserta jajarannya bahwa one way belum menjadi kebutuhan masyarakat secara mayoritas.
Dan yang penting aspirasi mayoritas masyarakat bukan masalah arahnya one way tapi belun urgent tentang kebutuhan one way.(Adv/Nang).
Kebijakan Try and Error.... Masalah utama sebenarnya adalah PARKIR yg Semrawut dan memakan Lajur Jalan, itu yg Harus ditertibkan.. One Way bukan solusi....
BalasHapusRencana perubahan arah One Way sudah mengakomidir sebagian UsuL.. yang perlu dilakukan lagi adalah: jalan Sultan Agung, Ahmad Dahlan, Urip Sumoharjo jadikan Dua Arah, dg Marka Tegas untik pemisah, tidak perlu separator atau median jalan, agar tidak terkesan Sempit jalannya....
BalasHapusSetuju mas.. media jalan..di hilangkan...supaya tidak memakan ruas jalan..
HapusSaya setuju dengan one way, lebih enak, lebih teratur, masyarakat hanya butuh waktu saja untuk penyesuaian. Usulan saya, Jl Dr Sutomo one way dr timur ke barat. Jl. Thamrin one way dari barat ke timur. Tujuannya Agar tdk terjadi penumpukan lalin di deoan smp 1.
BalasHapusPosting Komentar