Proyek SPAM desa Soko dinilai mospro, warga berdalih belum menerima manfaat sama sekali

Proyek SPAM di desa Sooko dinilai mospro oleh masyarakat karena setelah proyek jadi masyarakat belum bisa menikmatinya...

PONOROGO, SINYALPONOROGO
- Proyek peningkatan sistem penyediaan air minum (SPAM) jaringan perpipaan di desa/Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo dinilai mospro oleh masyarakat. Bagaimana tidak, proyek yang didanai dari anggaran pusat dana alokasi khusus (DAK) tahun 2023 dengan anggaran Rp 300 juta rupiah itu hingga kini belum bisa memberi manfaat kepada masyarakat. 

Padahal proyek yang dikerjakan oleh Pokmas desa setempat tersebut sudah selesai pada Desember 2023 lalu.

Bak penampungan proyek SPAM yang akan dialirkan ke rumah warga 

"Proyek sudah selesai, tapi hingga bulan April 2024 kami warga dukuh blimbing desa  Sooko belum menikmati manfaat dari proyek tersebut."ujar warga masyarakat yang minta namanya dirahasiakan selasa, 23/04/2024.

Seharusnya, dengan proyek SPAM tersebut warga dukuh Blimbing Desa Sooko yang terdiri dari 40 KK 150 jiwa itu sudah bisa menikmati air bersih dari proyek tersebut.

Sementara itu Anom, ketua LSM Garda Wengker Kabupaten Ponorogo sangat menyayangkan proyek dengan nilai ratusan juta tapi endingnya tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat. 

Dirinya curiga sumber mata air yang akan dialirkan kepada rumah tangga di dukuh blimbing desa Sooko kecil sehingga tidak mampu menjangkau kebutuhan air bersih masyarakat. 

Apalagi, ada pengusaha sapi disana menyedot air sumber dengan menggunakan mesin sehingga sumber air mengering.

"Saya melihat ini salah di perencanaan awal. Tahu kalau sumber kecil kok dijadikan proyek SPAM. Akhirnya begini jadinya. Proyek jadi sumber air malah mengering."jlentrehnya.

Yang mengejutkan kata Anom, sumber mata air yang dialirkan tersebut juga berada diatas tanah milik warga dan info yang dia terima sudah ada surat pernyataan pinjam pakai dan desa juga sudah memberi kompensasi kepada warga pemilik. 

"Masalahnya, ada pengusaha sapi perah disana mengambil air langsung dari sumber. Tanpa melalui pipa saluran bak penampungan. Sementara desa punya kuasa mencegah kok tidak dilakukan. Akhirnya masyarakat yang dirugikan."ungkapnya.

Meskipun sejauh ini pihak pokmas maupun desa juga sudah mengupayakan hal itu sesuai informasi masyarakat sekitar mengaku kewalahan menghadapi satu warga yang mengambil jatah air lebih banyak tersebut.

"Saya minta kepada desa untuk mengkomunikasikan soal itu. Agar masyarakat dukuh blimbing bisa menikmati proyek SPAM. Bukan hanya segelintir orang saja."pintanya tegas.

Hal serupa dikatakan Sudarto, kepala desa Sooko ketika dikonfirmasi soal itu membenarkan jika sumber mata air itu banyak di sedot oleh warganya yang berprofesi sebagai pengusaha sapi perah. Akhirnya air mengering dan masyarakat lain malah tidak kebagian air karena sumbernya kecil dan disedot dalam waktu lama setiap harinya.

Secepatnya pihak pemdes desa akan mengupayakan hal itu dengan cara duduk bersama agar permasalahan itu segera selesai. 

Masalahnya, ada warga yang mengambil air untuk ternak itu sebetulnya sesuai kesepakatan warga tidak boleh tapi dianya tetap mengambil secara liar.

"Kita akan buat perdes tentang air itu. Intinya bila mengambil air itu tidak melalui saluran yang telah di bangun ada dendanya. Tujuannya biar semua bisa di nikmati."pungkasnya.(Nang).

2/Post a Comment/Comments

  1. LHA KAPAN S P A M DARI PEMERINTAH, DIBERIKAN KEPADA WARGA DUSUN PLO- SOREJO-KEMIRI JE- NANGAN-PONOROGO ?

    BalasHapus
  2. SUDAH PULUHAN- TAHUN,WARGA DU- SUN PLOSOREJO SA- NGAT KESULITAN AIR- BERSIH,KALAU BELI, HARGANJA MAHAL, ITUPUN SERING MATI

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :