![]() |
Para pekerja pemilah sampah di TPST Mrican Jenangan Ponorogo |
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Pengelolaan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mrican, Jenangan, yang dikelola oleh PT Bumi Ekonomi Sirkular (BES) sejak diresmikan pada Agustus 2024, masih menghadapi beberapa kendala. Salah satu masalah utamanya adalah proses pemilahan manual (manual sorting) yang dinilai belum optimal.
Bestari Anwar, perwakilan dari PT BES, mengungkapkan bahwa tenaga pemilah sampah masih perlu penyesuaian dan pelatihan lebih lanjut.
![]() |
Sampah yang masuk TPST Mrican siap diolah menjadi RDF dan sejumlah bahan makanan ternak seperti magot .. |
"Pemilahan sampah yang dilakukan secara manual memang memerlukan waktu untuk adaptasi. Karena ini dikerjakan oleh manusia, perlu penyesuaian dan penggantian jika diperlukan," ujarnya.
Bestari mengakui bahwa ketidakmaksimalan kerja tenaga pemilah berdampak pada performa mesin pengolahan sampah.
Setiap harinya, TPST Mrican menerima 60 hingga 70 ton sampah baru, namun hingga saat ini PT BES baru mampu mengolah 30 hingga 40 ton per hari. Akibatnya, sisa sampah yang belum diolah menumpuk dan membentuk gunungan di tempat pembuangan akhir (TPA) Mrican.
Abri Susilo, Kepala UPTD TPA Mrican, menyatakan harapannya agar seluruh volume sampah yang masuk dapat diolah secepatnya.
"Harapan kami, bulan ini PT BES sudah bisa menangani seluruh sampah yang masuk. Ini sangat penting agar volume sampah yang masuk tidak menumpuk lebih besar lagi," katanya.
TPST Mrican menjadi tumpuan besar bagi Kabupaten Ponorogo dalam mengurangi volume sampah yang menumpuk di TPA. Dengan pengelolaan yang maksimal, diharapkan bisa mengatasi permasalahan sampah di Ponorogo secara lebih efektif dan berkelanjutan.(Nang).
Posting Komentar