Sutiyas Hadi Riyanto, Narapidana ketika melakukan berbagai aktifitas kegiatan di dalam rutan kelas IIB Ponorogo
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Mantan politisi PDIP, Sutiyas Hadi Riyanto, yang dua kali terjerat kasus narkoba, kini tengah menanti kebebasannya pada Maret 2025. Narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Ponorogo itu mengaku sudah menerima surat keputusan resmi terkait pembebasannya.
"Alhamdulillah, saya diberlakukan dengan sangat baik di sini. Semua kebutuhan terjamin, dan saya juga mengikuti berbagai kegiatan positif yang diselenggarakan rutan," ujar Sutiyas kepada Sinyal Ponorogo, Jumat (20/12/2024).
Menurut Sutiyas, pelayanan di rutan saat ini sangat memuaskan, terutama bagi dirinya yang memiliki kondisi kesehatan khusus. Di bawah kepemimpinan Kepala Rutan Agus Imam Taufik, pelayanan kesehatan, kegiatan kerohanian, hingga pengembangan keterampilan para narapidana berjalan dengan baik.
"Di sini, tidak hanya mendapatkan perawatan kesehatan secara berkala, tetapi juga ada program olahraga, siraman rohani, dan berbagai kegiatan pemberdayaan. Kami merasa dihargai sebagai manusia meski kami sadar telah melakukan kesalahan," tuturnya.
Paradigma Baru Pemasyarakatan
Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, Agus Imam Taufik, menyampaikan bahwa paradigma pemasyarakatan sejak 1964 telah bergeser. Kini, fokusnya adalah pembinaan, bukan sekadar hukuman.
"Rutan bukan tempat menghukum, melainkan membina agar para narapidana bisa kembali ke masyarakat dengan lebih baik. Kami berusaha memanusiakan manusia, memberikan bekal keterampilan, dan menjaga kesehatan mental mereka," jelas Agus.
Agus juga mengungkapkan bahwa rutan ini tengah mendorong pengembangan potensi para narapidana, termasuk memasarkan hasil karya mereka ke masyarakat. Produk-produk hasil keterampilan napi nantinya akan dipajang di display khusus yang terletak di depan rutan.
"Kami ingin masyarakat melihat bahwa para napi juga memiliki kreativitas dan kemampuan. Ini bagian dari upaya reintegrasi mereka ke masyarakat," tambah Agus.
Pembinaan Terarah dan Terukur
Sutiyas juga mengapresiasi adanya berbagai kegiatan yang terjadwal dengan baik. Program seperti olahraga rutin, tes kesehatan, dan siraman rohani membantu para narapidana menjaga keseimbangan fisik dan mental.
"Bahkan napi yang memiliki keahlian khusus terus didorong untuk berkembang. Ada pelatihan yang sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga ketika bebas, mereka bisa lebih siap menjalani kehidupan baru," katanya.
Dengan berbagai pembinaan yang dilakukan, Rutan Kelas IIB Ponorogo membuktikan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang lebih humanis.
Harapannya, para narapidana yang telah menjalani masa hukuman mampu bangkit kembali sebagai individu yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.(Nang).
Posting Komentar