Harapan Petani Desa Binade: Embung yang Tertunda Empat Tahun, Akankah Terwujud?

Serius bahas setiap aduan masyarakat, Grib Jaya DPC Ponorogo berkomitmen membantu masyarakat Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
 
– Warga Desa Binade, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, kembali menyuarakan harapan lama mereka: realisasi pembangunan embung yang sudah tertunda selama empat tahun. Embung ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi menjadi harapan besar bagi petani di wilayah kering yang selama ini hanya bisa panen sekali dalam setahun saat musim hujan.

Keluhan ini disampaikan warga melalui posko pengaduan Grib Jaya DPC Ponorogo pada Selasa (11/2/2025). Mereka berharap proyek yang sebelumnya sudah melalui tahap survei, topografi, dan pengeboran geologi ini dapat segera dilanjutkan.

"Embung ini adalah harapan kami agar sawah bisa mendapatkan pengairan lebih baik, tidak hanya mengandalkan hujan. Kami mohon ada solusi agar program ini bisa direalisasikan," ujar perwakilan warga dalam aduannya.

Dukungan dari Grib Jaya dan Pemerintah Desa

Merespons laporan ini, Agustino, Ketua Grib Jaya DPC Ponorogo, langsung melakukan klarifikasi dengan Pemerintah Desa Binade

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya berhenti pada tahap penerimaan aduan, tetapi juga akan berupaya menjembatani komunikasi antara desa, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya agar program ini bisa kembali masuk dalam prioritas pembangunan.

"Kami siap membantu komunikasi lintas sektoral, termasuk dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, agar embung ini bisa kembali diprogramkan. Ini bukan sekadar infrastruktur, tetapi kebutuhan mendesak masyarakat," kata Agustino.

Sementara itu, Sunarwicahyo, SH, Kepala Desa Binade, membenarkan bahwa proyek ini sebenarnya sudah melalui berbagai tahap awal, termasuk pemetaan, survei, dan penentuan lokasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo.

"Tinggal tahap konstruksi saja. Waktu itu, Pemkab Ponorogo sudah menyiapkan anggaran untuk ganti rugi lahan, tapi karena ada pergantian kepemimpinan, kebijakan berubah, dan proyek ini dianggap bukan prioritas. Padahal, BBWS Solo sudah menyiapkan dana sekitar Rp15 miliar," jelasnya.

Menurutnya, proyek ini seharusnya tidak hanya mengairi sawah di Ngrayun, tetapi juga berdampak besar bagi wilayah Pacitan, yang selama ini mengalami kekeringan parah saat musim kemarau.

Menunggu Langkah Nyata Pemkab Ponorogo

Kini, warga Binade menaruh harapan besar pada pemerintahan Bupati Ponorogo saat ini agar kembali memperjuangkan pembangunan embung ini. Sunarwicahyo menegaskan bahwa komunikasi dengan BBWS Solo harus dilakukan kembali, karena lahan yang akan dijadikan embung pun sebenarnya sudah dipatok dan hanya tinggal eksekusi.

"Kami sangat berharap di era kepemimpinan saat ini, proyek ini bisa direalisasikan. Apalagi ini adalah bagian dari program nasional yang seharusnya tetap berjalan," pungkasnya.

Dengan adanya perhatian dari Grib Jaya dan dorongan dari masyarakat, kini bola panas ada di tangan Pemkab Ponorogo. Apakah embung Desa Binade yang tertunda empat tahun ini akhirnya bisa terealisasi? Warga menanti langkah konkret.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :