Korban meninggal diduga keracunan kenduri di makamkan
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Acara dzikir fida di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, berubah menjadi petaka. Puluhan warga mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan kenduri, bahkan satu orang meninggal dunia.
Dari 90 warga yang hadir dalam acara yang digelar pada Kamis (30/1) malam itu, sebanyak 46 orang mengeluhkan mual, muntah, dan diare. Gejala mulai dirasakan sejak Jumat (31/1) pagi. Korban terbanyak berasal dari warga yang menyantap sate dan gulai yang disajikan dalam acara tersebut.
Salah satu korban, Miskun Dayun (60), meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit. Menurut petugas Puskesmas Bondrang, Heru Kusmananto, kondisi Miskun sudah sangat lemah saat dibawa ke fasilitas medis.
"Total ada dua warga yang dirawat di rumah sakit. Satu di antaranya meninggal dunia, sementara satu lainnya masih menjalani perawatan intensif," kata Heru, Sabtu (1/2/2025).
Meski demikian, Heru belum bisa memastikan penyebab pasti kematian korban. Ia menyebut bahwa gejala yang dialami korban serupa dengan yang dikeluhkan warga lainnya, yakni diare dan lemas.
Polisi Selidiki Penyebab Keracunan
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Dugaan sementara mengarah pada makanan yang dikonsumsi dalam kenduri, tetapi sampel makanan masih diuji di laboratorium.
Kepala Desa Bondrang, Baru Pria Sukaca, menjelaskan bahwa warga mulai merasakan gejala pada pagi hari setelah kenduri.
"Mereka mengeluhkan mual dan muntah sejak pagi, setelah menghadiri acara dzikir fida malam sebelumnya," ungkapnya.
Sementara itu, sejumlah korban yang mengalami gejala ringan memilih berobat jalan ke Puskesmas atau menjalani perawatan di rumah masing-masing. Namun, dua warga harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisi mereka semakin memburuk.
Peristiwa ini membuat warga setempat resah. Beberapa dari mereka mengaku masih trauma untuk mengonsumsi makanan dari hajatan atau acara kenduri. Polisi meminta masyarakat tetap tenang dan menunggu hasil investigasi resmi terkait penyebab keracunan massal ini.
"Kami masih mengumpulkan bukti dan meminta keterangan dari sejumlah saksi untuk mengetahui penyebab pastinya," ujar seorang petugas kepolisian yang menangani kasus ini.
Pemerintah desa dan tenaga medis setempat kini berupaya memberikan pendampingan kepada para korban serta mengimbau warga agar lebih berhati-hati dalam mengolah dan mengonsumsi makanan di acara hajatan.(Nang).
Posting Komentar