AKBP Indra Ranu Dikarta, SIK, M.Si tengah kaos putih bersama jajaran dan Grib Jaya DPC Ponorogo
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Suasana akrab terasa di markas besar DPC Grib Jaya Ponorogo di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Kauman, Minggu (2/3/2025) siang. Sekitar pukul 13.00 WIB, markas tersebut kedatangan tamu istimewa, yakni Kapolres Trenggalek, AKBP Indra Ranu Dikarta, S.I.K., M.Si.
Kedatangannya bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan juga ajang diskusi seputar kecintaan terhadap keris dan nilai-nilai filosofis di balik warisan budaya Nusantara.
Agustino, Ketua DPC Grib Jaya Ponorogo, menyambut kedatangan Indra dengan penuh kehangatan. Keduanya memang sudah lama berteman, dipertemukan oleh ketertarikan yang sama terhadap keris.
Dari sekadar hobi, obrolan tentang keris membawa mereka ke dalam perbincangan yang lebih dalam, termasuk soal sejarah, spiritualitas, hingga filosofi hidup.
"Sejak dulu, saya selalu tertarik dengan keris bukan hanya karena bentuknya, tapi karena sejarahnya. Keris itu bukan sekadar benda pusaka, melainkan hasil karya leluhur yang sarat makna. Ada unsur spiritual di dalamnya, yang menunjukkan kedekatan manusia dengan Tuhan," ujar Indra.
Kapolres yang berasal dari Jakarta itu mengaku sudah sering berinteraksi dengan Ketua Umum Grib Jaya, Hercules Rosario Marshal, dalam berbagai kesempatan.
Namun, kunjungannya ke markas Grib Jaya Ponorogo ini memiliki kesan tersendiri. Ia datang mengenakan pakaian santai, tanpa seragam dinas, yang semakin menambah suasana hangat dalam pertemuan tersebut.
Agustino pun mengungkapkan rasa bahagianya atas kedatangan Indra. Baginya, pertemuan itu bukan sekadar ajang ngobrol santai, melainkan juga momen mempererat silaturahmi, apalagi di bulan suci Ramadan.
"Kami berbincang banyak hal, dari sejarah keris hingga filosofi hidup. Meskipun ini bulan puasa, tapi obrolan kami justru semakin gayeng. Beliau juga mengundang kami untuk berkunjung ke Trenggalek agar hubungan baik ini terus terjalin," kata Agustino.
Setelah berbincang selama lebih dari dua jam, Kapolres Trenggalek pun berpamitan. Sebelum meninggalkan markas Grib Jaya, keduanya sempat berfoto bersama sebagai tanda persahabatan yang semakin erat.
Kunjungan ini menjadi bukti bahwa silaturahmi bisa terjalin dalam berbagai cara. Dari sekadar hobi terhadap keris, lahir diskusi tentang kehidupan, spiritualitas, hingga sejarah.
Persaudaraan yang terbangun di antara mereka menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya tidak hanya bisa diwarisi, tetapi juga bisa menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antarindividu.(Nang).
Posting Komentar