Warga Binaan Blok Wanita Rutan Ponorogo Asah Keterampilan Tata Boga, Belajar Buat Dimsum dan Puding untuk Kemandirian

Blok wanita Rutan Ponorogo mengikuti pelatihan tata boga 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
 
– Suasana berbeda tampak di Blok Wanita Rutan Kelas IIB Ponorogo pada Rabu (25/03/2026). Di balik jeruji, sembilan warga binaan perempuan dengan antusias mengikuti pelatihan tata boga yang kali ini mengajarkan cara membuat dimsum dan puding. 

Di bawah bimbingan petugas wanita rutan, Titis, mereka tak hanya belajar meracik bahan dan teknik memasak, tetapi juga memahami konsep kewirausahaan sederhana.

Pelatihan ini bukan sekadar mengisi waktu luang. Hasil masakan mereka dipasarkan di kantin rutan, memberikan pengalaman langsung tentang proses produksi hingga pemasaran. 

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pembinaan kemandirian bagi warga binaan, membekali mereka dengan keterampilan yang bisa menjadi modal setelah bebas nanti.

“Kami ingin mereka memiliki bekal keterampilan yang nyata. Tidak hanya memasak, tetapi juga memahami nilai jual dari produk yang mereka buat,” ujar Titis.

Program pelatihan ini telah menjadi agenda rutin di Rutan Ponorogo. Bukan tanpa alasan, keterampilan kuliner dinilai sebagai salah satu bidang yang paling mudah diterapkan saat warga binaan kembali ke masyarakat. 

Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa pembinaan keterampilan semacam ini adalah bagian dari transformasi rutan menjadi lembaga yang benar-benar mampu membina dan menyiapkan warga binaan untuk kehidupan yang lebih baik setelah menjalani masa hukuman.

Pelatihan tata boga juga memiliki dampak psikologis positif. Bagi warga binaan, kegiatan ini memberi mereka rasa percaya diri, kebanggaan, dan harapan baru. Salah satu peserta pelatihan mengungkapkan perasaannya, 

“Dulu saya tidak bisa memasak sama sekali. Sekarang saya tahu cara membuat dimsum dan puding, bahkan bisa menjualnya. Ini memberi saya harapan untuk masa depan.”

Upaya ini membuktikan bahwa Rutan Ponorogo tidak hanya menjadi tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang pembelajaran dan perubahan. Dengan keterampilan yang diasah selama masa pembinaan, diharapkan warga binaan memiliki peluang lebih besar untuk membangun kehidupan yang lebih baik setelah bebas.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :