Baru Diresmikan, Puskesmas Selur Retak dan Ambles: Proyek 9,5 Miliar Dipertanyakan

Megah, gedung puskesmas selur yang baru saja diresmikan Bupati Ponorogo diduga mulai retak dan ambles karena kondisi alam labil dan ekstrim 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
– Belum genap empat bulan sejak diresmikan Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko pada 27 Desember 2024, kondisi fisik Puskesmas Selur, Kecamatan Ngrayun, kini menuai sorotan tajam publik. Sejumlah retakan besar tampak di dinding, di atas pintu, dan di sudut-sudut ruangan. 

Di bagian luar, trotoar ambles dan beton terkelupas, menciptakan kesan bangunan tak layak pakai meski baru saja selesai dibangun dengan anggaran fantastis: Rp9,5 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Kondisi memprihatinkan ini pertama kali viral usai diunggah akun media sosial eagle pada Selasa, 8 April 2025. Unggahan tersebut langsung dibanjiri komentar warganet yang geram. Banyak yang mempertanyakan kualitas proyek dan dugaan bahwa pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi.

Kondisi bangunan yang diduga mengalami keretakan dan rusak, gambar diambil di fb 

“Ini bangunan kesehatan, bukan proyek coba-coba. Kalau sudah rusak begini, bagaimana dengan layanan jangka panjang?” tulis salah satu komentar netizen yang menyuarakan kekecewaan mereka.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti, saat dikonfirmasi Rabu (9/4), menyatakan bahwa bangunan tersebut masih dalam masa pemeliharaan hingga Desember 2025 dan menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

“Sudah kami koordinasikan dengan pihak rekanan dan mereka menyatakan siap bertanggung jawab,” tegas Dyah. Ia juga memastikan bahwa kerusakan tersebut tidak boleh sampai mengganggu layanan kesehatan kepada warga Ngrayun.

Hal senada disampaikan Moh Saifudin Zuhri, Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) proyek Puskesmas Selur. Ia mengakui ada keretakan pada dinding dan plafon, bahkan dua ruang rawat inap harus dikosongkan demi keamanan pasien.

“Kita antisipasi. Jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Saifudin juga mengungkapkan bahwa beberapa kerusakan kecil sebelumnya sempat diperbaiki oleh pihak rekanan. Namun, kerusakan saat ini dinilai cukup berat, termasuk amblesnya bagian trotoar. “Penyedia sudah siap memperbaiki, rencananya setelah Lebaran,” katanya.

Ia juga menyebut faktor alam sebagai salah satu penyebab kerusakan, seperti kondisi tanah Ngrayun yang labil dan curah hujan tinggi. Meski demikian, publik tetap mempertanyakan: bukankah kondisi geografis semestinya sudah diperhitungkan dalam perencanaan proyek bernilai miliaran rupiah?

Proyek pembangunan Puskesmas Selur dikerjakan oleh CV Sohibu dari Karawang, Jawa Barat, dengan nilai kontrak Rp9,5 miliar. Fakta bahwa bangunan baru sudah rusak menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawasan proyek dan keseriusan pemerintah dalam memastikan kualitas fasilitas kesehatan.

Gedung yang semula diharapkan menjadi simbol kemajuan layanan kesehatan di kawasan pegunungan Ngrayun, kini justru menjadi simbol dari buruknya perencanaan dan pengawasan. 

Publik menanti, bukan hanya perbaikan, tetapi juga transparansi: siapa yang harus bertanggung jawab jika proyek senilai miliaran ini gagal bertahan bahkan satu tahun?

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :