Pelatihan pembuatan roti dan kie bagi WBP
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Aroma roti manis dan brownis yang menguar dari aula Rutan Kelas IIB Ponorogo, Selasa (29/4/2025), menjadi saksi semangat 15 warga binaan dalam menjemput harapan baru. Hari keempat pelatihan pembuatan roti dan kue, hasil kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Ponorogo, bukan sekadar kegiatan rutin—tetapi jembatan menuju kemandirian pasca pemasyarakatan.
Instruktur berpengalaman dari BLK, Widya Nurhidayati, membimbing para peserta memahami seluk-beluk dunia pastry: dari fermentasi adonan roti hingga teknik menciptakan brownis dengan tekstur lembut dan rasa yang kaya.
Uniknya, pelatihan tak melulu soal resep, tapi juga soal membangun mental: kerja sama, kesabaran, dan tanggung jawab.
“Semangat mereka luar biasa. Ini bukan sekadar pelatihan, tapi proses perubahan,” kata Plt. Kepala Rutan Ponorogo, Jumadi. Ia menyebut program ini sebagai bukti nyata pembinaan yang menyentuh aspek ekonomi dan psikologis warga binaan.
Diikuti 8 laki-laki dan 7 perempuan, pelatihan ini jadi oase produktivitas di balik jeruji. Tidak hanya memenuhi hak warga binaan, kegiatan ini juga menegaskan arah baru pemasyarakatan—dari hukuman ke pembinaan, dari vonis ke peluang hidup yang lebih baik.
“Harapan kami, keterampilan ini bisa jadi bekal mereka ketika kembali ke masyarakat. Minimal, mereka punya pegangan untuk tidak kembali ke jalan lama,” ujar Jumadi.
Program semacam ini rutin digelar di Rutan Ponorogo sebagai bagian dari reintegrasi sosial. Dokumentasi kegiatan pun disiapkan rapi untuk evaluasi dan pengembangan lebih lanjut.
Dengan roti dan brownis sebagai medium, warga binaan kini tengah mengaduk harapan dan memanggang masa depan. Sebab di balik aroma manis itu, terselip cita-cita yang tak kalah hangat.
Penulis : Nanang
Posting Komentar