Ali Mufthi Apresiasi Langkah Bupati Sugiri: Mengabadikan Nama Pemimpin Sebagai Teladan

H. Ali Mufthi,
Anggota Komisi V DPR RI sekaligus ketua DPD Partai Golkar Jatim 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
- Langkah Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang berencana memberi nama sejumlah gedung dan fasilitas publik dengan nama tokoh atau pemimpin terdahulu mendapat apresiasi dari anggota Komisi V DPR RI Fraksi Golkar, Ali Mufthi. Politikus senior asal Jawa Timur itu menyebut inisiatif tersebut sebagai bentuk penghormatan yang patut ditiru.

“Saya kira itu bagus dan baik saja. Karena saya ingat hadis Nabi, intinya yang muda harus menghormati yang tua, dan yang tua menyayangi yang muda,” ujar Ali Mufthi saat dimintai tanggapan, Selasa (14/5).

Bupati Ponorogo H Sugiri Sancoko sebentar lagi akan meresmikan pergantian nama gedung H. Amin 

Ali yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jatim periode 2025-2030 itu menilai bahwa sikap saling menghargai antar pemimpin, baik yang sedang menjabat maupun yang sudah purna tugas, mencerminkan kebesaran jiwa. 

"Pemimpin itu simbol, sekaligus tauladan. Kalau sesama pemimpin bisa rukun, masyarakat tentu akan meneladani," lanjutnya.

Ali menyebut, apa pun latar belakang keputusan Bupati Sugiri, niat untuk mengenang jasa para pemimpin terdahulu patut diapresiasi. 

Menurutnya, langkah ini juga bisa menjadi pemicu bagi para pemimpin hari ini untuk meninggalkan jejak baik bagi generasi mendatang.

Diketahui sebelumnya, Bupati Sugiri Sancoko menggagas penamaan gedung pemerintahan dengan nama para tokoh yang memiliki rekam jejak penting bagi Ponorogo. 

Gedung terpadu enam lantai di kawasan alun-alun rencananya akan dinamai Gedung H. Amin, nama mantan bupati. Sedangkan gedung delapan lantai akan diberi nama Gedung H. Markum Singodimedjo. 

Yang paling menarik perhatian, Bupati Sugiri juga menyebut nama Pasar Legi akan diresmikan dengan nama Pasar H. Ipong Muchlissoni, yang notabene adalah rival politiknya dalam Pilkada lalu.

Terobosan ini menjadi angin segar di tengah hiruk pikuk politik lokal yang kerap memproduksi polarisasi. Ali Mufthi melihatnya sebagai sinyal baik bahwa demokrasi bisa berjalan sejuk dan saling menghormati. 

“Apapun alasan Pak Sugiri, itu langkah bagus. Kita perlu lebih banyak pemimpin seperti itu,” pungkasnya.

Langkah simbolik ini bisa menjadi warisan baru dalam tradisi kepemimpinan di Ponorogo—sebuah daerah yang dikenal dengan kekayaan budayanya, sekaligus mulai menata narasi baru tentang politik yang tidak melulu soal kekuasaan, tapi juga soal penghormatan dan kesinambungan.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :