Lapak UMKM Mojorejo Kian Bergeliat, Dana Desa Digelontorkan untuk Bangun Lesehan Nyaman

Berbenah, Pemdes Mojorejo bangun lesehan di depan lapak UMKM Mojorejo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Suasana siang di Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, kian semarak. Di antara jejeran lapak yang tertata rapi, aroma kopi dan jajanan lokal, mengundang warga untuk singgah. Tak sekadar tempat berjualan, kawasan UMKM Mojorejo kini menjelma menjadi ruang interaksi sosial, sekaligus denyut baru ekonomi desa.

Pada Jumat, 16 Mei 2025, Kepala Desa Mojorejo, Hermanto, berbincang santai sambil menikmati kopi bareng di lapak UMKM. 

Ia menyampaikan bahwa pemerintah desa tengah mengembangkan fasilitas dengan membangun area lesehan di depan setiap lapak UMKM.

Nyaman, pengunjung UMKM desa Mojorejo Jetis Ponorogo 

"Ini bentuk komitmen kami mendukung pelaku UMKM. Dana desa kami alokasikan sebesar Rp100 juta untuk pembangunan lesehan di setiap lapak. Targetnya rampung akhir Mei ini dan langsung bisa dimanfaatkan," ujar Hermanto.

Sebanyak 19 lapak yang berdiri megah dan representatif itu kini mulai berbenah. Dengan penambahan area lesehan, diharapkan pengunjung merasa lebih nyaman bersantai, menikmati sajian kuliner khas desa, sambil menikmati suasana alam Mojorejo.

Hermanto mengakui geliat ekonomi lokal terasa semakin hidup. Semua lapak dikelola warga setempat. 

"Ini bukti bahwa desa bisa mandiri jika UMKM diberi ruang tumbuh," ucapnya.

Gazebo lapak UMKM desa Mojorejo terus berbenah 

Tak hanya itu, lokasi lapak UMKM Mojorejo juga berdampingan dengan gazebo dan taman Mojorejo Lestari—sebuah area bermain ramah anak yang menjadi daya tarik tersendiri bagi keluarga muda yang ingin menikmati akhir pekan tanpa harus jauh dari rumah.

Ke depan, Hermanto memastikan kawasan UMKM Mojorejo akan terus dibenahi. "Kami ingin ini jadi ikon baru desa, tempat nyaman bagi siapa pun. Tidak hanya untuk jual beli, tapi juga membangun rasa kebersamaan warga."ucapnya.

Semangat gotong royong dan pengelolaan dana desa yang transparan menjadi kunci keberhasilan Mojorejo. Di tengah derasnya arus urbanisasi, desa ini justru menebar inspirasi: bahwa pembangunan bisa dimulai dari warung kopi dan tangan-tangan warga yang tak lelah membangun desanya sendiri.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :