Babinsa Budidaya Cacing, dari Limbah Ternak Jadi Cuan Ramah Lingkungan

Babinsa kodim Ponorogo ternak cacing hingga bisa hasilkan cuan 

PONOROGO, SINYALPONOROGO –
Di tengah kesibukannya sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa), Serda Muhamad Rohman Yudianto tak hanya menjaga stabilitas wilayah. Ia juga menjadi pelopor gerakan hijau yang menyatukan kepedulian lingkungan dan ekonomi keluarga. 

Dari sudut kecil rumahnya di Desa Banjarejo, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, lahirlah usaha budidaya cacing tanah jenis African Night Crawler (ANC) yang kini jadi inspirasi banyak pihak.

Berawal dari kegelisahan atas tumpukan kotoran hewan dan limbah rumah tangga organik yang mencemari sungai-sungai desa, Serda Rohman memilih jalur berbeda. Bukan sekadar imbauan atau teguran, ia hadir dengan solusi: memelihara cacing pengurai limbah yang bernilai tinggi.

“Dengan budidaya cacing, limbah ternak dan sampah organik tidak terbuang percuma. Justru bisa jadi sumber berkah,” ungkap Serda Rohman kepada Media Center 0802, Senin (9/6/2025).

Ia memulai usaha ini sejak Januari 2025, bermodal 40 kilogram indukan cacing ANC. Enam bulan berjalan, hasilnya tak main-main: setiap bulan rata-rata ia panen 40 kilogram cacing, belum termasuk kotorannya yang dijual sebagai pupuk organik alami. 

Cacing dijual seharga Rp10 ribu per kilogram, sementara pupuk hasil ekskresi cacing laku Rp1.000 per kilogram.

Tak hanya itu, inovasinya menarik perhatian. Kini ia sudah bermitra dengan pelaku usaha di sektor perikanan, peternakan, bahkan eksportir yang membidik pasar China.

“Budidaya ini sangat sederhana. Perawatan mudah, tidak butuh lahan luas. Siapa pun bisa memulai, asal tekun,” ujarnya.

Keuntungan dari ternak cacing bukan semata nominal. Lebih dari itu, Serda Rohman menunjukkan bagaimana seorang Babinsa bisa hadir sebagai motor perubahan. 

Usaha cacingnya tidak hanya menguntungkan keluarga, tetapi juga menyelamatkan ekosistem sungai desa dari pencemaran limbah organik.

“Dampaknya jelas. Lingkungan lebih bersih, masyarakat mulai sadar soal pengelolaan sampah, dan saya juga bisa lebih dekat dengan warga lewat contoh nyata,” tambahnya.

Kini, rumah Serda Rohman tak hanya tempat istirahat seorang prajurit. Tapi juga laboratorium kecil tempat limbah berubah jadi berkah, tempat nilai-nilai ketekunan dan kebermanfaatan hidup ditanamkan.

Ketika ditanya kiat suksesnya, ia menjawab dengan sederhana namun menyentuh: “Tekun, sabar, dan jangan lupa berdoa. Rejeki itu bukan cuma soal uang, tapi juga manfaat bagi sesama.”

Langkah Serda Muhamad Rohman Yudianto menjadi bukti bahwa ketahanan desa tak melulu soal keamanan. Tapi juga ketahanan lingkungan, ekonomi, dan semangat gotong royong. 

Ia bukan sekadar Babinsa, tapi juga petani cacing, pejuang ekologi, sekaligus inspirasi hidup berkelanjutan.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :