Dandim Ponorogo letkol Inf Dwi Soerjono mengikuti kirap pusaka
PONOROGO, SINYALPONOROGO — Gegap gempita Grebeg Suro 2025 belum juga mereda di Bumi Reog. Usai menghadiri Prosesi Bedhol Pusaka pada Rabu malam, Komandan Kodim 0802/Ponorogo Letkol Inf Dwi Soerjono kembali ambil bagian dalam Kirab Pusaka, salah satu puncak rangkaian perayaan Grebeg Suro, Kamis (26/6/2025).
Kirab dimulai di kompleks Makam Batoro Katong, tokoh pendiri Ponorogo, kemudian berakhir di Paseban Aloon-Aloon Kabupaten Ponorogo. Ribuan peserta tumpah ruah memenuhi ruas jalan.
Mereka mengenakan busana tradisional: kaum lelaki berbalut pakaian Warok Tua berwarna gelap, sementara perempuan berlenggok anggun dalam balutan kebaya warna-warni.
“Alhamdulillah hari ini kembali mengikuti rangkaian kegiatan Grebeg Suro dalam menyambut 1 Suro atau 1 Muharram, yaitu Kirab Pusaka,” ujar Letkol Inf Dwi Soerjono di sela acara.
Tak hanya hadir sendiri, Dandim turut didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVI Kodim Ponorogo, Ibu Dina Soerjono. Keduanya tampak berbaur bersama sekitar 20.000 peserta lainnya yang larut dalam khidmat ritual tahunan tersebut.
Lebih dari Sekadar Tradisi
Kirab Pusaka bukan sekadar defile budaya. Bagi masyarakat Ponorogo, ritual ini adalah napak tilas sejarah. Prosesi kirab diyakini menjadi simbol perpindahan pusat pemerintahan Ponorogo dari Kota Lama ke Kota Tengah—kini Pendopo Agung. Kirab juga menjadi momen menandai pergantian tahun Hijriah, 1 Suro atau 1 Muharram.
“Sebagaimana rangkaian kegiatan Grebeg Suro lainnya, Kirab Pusaka ini tidak hanya untuk melestarikan budaya warisan leluhur, tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan antarmasyarakat,” ungkap Letkol Inf Dwi Soerjono.
Suasana sepanjang rute kirab terasa semarak namun sarat kekhidmatan. Tabuhan gamelan mengiringi langkah para peserta yang membawa aneka pusaka dan simbol kebesaran Ponorogo. Warga yang memadati pinggir jalan berulangkali mengabadikan momen dengan kamera ponsel.
Menjaga Identitas Budaya
Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Grebeg Suro tak hanya agenda wisata tahunan, melainkan jantung identitas budaya. Tiap tahunnya, ritual ini menjadi daya tarik ribuan wisatawan sekaligus ajang membangkitkan rasa bangga akan tradisi lokal.
“Kirab Pusaka adalah bukti bahwa masyarakat Ponorogo punya komitmen menjaga budaya. Ini bukan hanya seremoni, melainkan cermin jati diri daerah,” kata salah seorang pemerhati budaya Ponorogo, Rini Setyaningrum, saat ditemui di Paseban.
Tak hanya TNI, unsur Forkopimda, pelajar, seniman, hingga berbagai organisasi masyarakat turut memeriahkan kirab. Semua menunjukkan bahwa budaya mampu menjadi perekat sosial di tengah masyarakat yang beragam.
Dengan semangat Grebeg Suro yang terus menyala, masyarakat Ponorogo seolah sepakat menggemakan pesan Batoro Katong: menjaga kebersamaan, merawat pusaka budaya, dan memperkuat Ponorogo sebagai kota beridentitas budaya Reog.
Penulis : Nanang
Posting Komentar