FNRP XXX 2025: Panggung Reog Jadi Sorotan, Kualitas Peserta Meningkat Tajam

Penampilan Klono sewandono dalam pertunjukan seni reog di FNRP ke-XXX tahun 2025

PONOROGO, SINYALPONOROGO
 
– Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) ke-30 menutup rangkaian Grebeg Suro 2025 dengan penuh kemegahan, Rabu (25/6/2025). Lebih dari sekadar pertunjukan seni, FNRP tahun ini menjadi bukti nyata bahwa Reog bukan hanya tradisi, tapi juga evolusi.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengakui ada lonjakan kualitas yang mencolok dari sekitar 40 grup peserta yang tampil sejak hari pertama. 

“Koreografinya semakin berani, penari semakin kafah dalam peran. Ini hasil latihan yang tidak main-main,” ujar Kang Giri usai menyaksikan puncak pertunjukan di Alun-alun Ponorogo.

Festival kali ini juga menampilkan keragaman narasi yang kuat: dari tema kepemimpinan, spiritualitas, hingga isu lingkungan. 

Setiap grup menyampaikan pesan yang dalam melalui gerakan, musik, dan simbol-simbol budaya khas daerah masing-masing.

Salah satu penampilan paling mencuri perhatian datang dari Reyog Brawijaya, Universitas Brawijaya Malang. Runner-up tahun lalu ini kembali menggebrak panggung dengan formasi sembilan singo barong yang bergerak harmonis dalam adu tari yang menegangkan sekaligus memukau. Sorak ribuan penonton memadati kawasan alun-alun, menjadikan malam itu tak terlupakan.

Tak hanya Reyog Brawijaya, 10 grup lainnya dari berbagai kota seperti Surabaya, Yogyakarta, Tulungagung hingga Jakarta, menyuguhkan pertunjukan dengan ciri khas lokal yang kuat. 

Unsur musik etnik, tarian tradisional, hingga inovasi koreografi membuat FNRP XXX terasa lebih segar tanpa kehilangan akar budaya.

FNRP XXX dan Festival Reog Remaja (FRR) XXI sebelumnya, menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian seni Reog Ponorogo. 

“Ini bukan hanya festival, tapi ruang edukasi dan regenerasi,” kata Kang Giri. 

Ia juga menyampaikan permohonan maaf jika masih ada kekurangan, seraya berkomitmen memperbaiki penyelenggaraan tahun depan.

Meski belum sempurna, gelaran FNRP tahun ini dianggap sebagai salah satu yang terbaik. Panggung Reog telah menjadi ruang terbuka bagi generasi muda untuk mengekspresikan identitas dan cinta mereka terhadap warisan budaya. 

Dan di situlah, Reog tidak hanya ditonton, tapi dihidupkan kembali—dengan semangat yang lebih muda, lebih kuat.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
SINYAL PONOROGO

🌐 Dibaca :