Kang Bupati Sugiri Sancoko mengajak kepada masyarakat di sisa waktu FNRP untuk bersama-sama jaga dan bela demi sukses grebeg suro
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Hingar bingar Grebeg Suro 2025 belum benar-benar usai. Meski tinggal menyisakan beberapa hari menuju penutupan, semangat pelestarian budaya masih bergelora di tengah masyarakat.
Di antara sorotan lampu panggung dan riuh tepuk tangan penonton, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko—yang akrab disapa Kang Giri—terus hadir, memastikan denyut perayaan budaya terbesar di Bumi Reog ini tetap hidup dan menggugah kebanggaan.
“Grebeg Suro ini bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah upaya kolektif menjaga marwah budaya kita. Maka mari kita jaga, kita bela bersama-sama,” ajaknya penuh semangat saat menghadiri Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX di Alun-alun Ponorogo, Minggu (22/6/2025) malam.
Ia mengapresiasi peran seluruh elemen masyarakat yang telah turut menyukseskan rangkaian acara Grebeg Suro, termasuk Festival Reog Remaja (FRR) XXI yang telah digelar lebih dulu. Menurutnya, penampilan para pelajar SMP dan SMA dari 24 grup reog menunjukkan bahwa regenerasi seni tradisi di Ponorogo berjalan di jalur yang benar.
“Luar biasa mental anak-anak kita di atas panggung. Meski sempat terjadi gangguan teknis sound system ke arah penonton belakang, mereka tetap tampil percaya diri. Dewan juri juga menilai tidak ada pengaruh signifikan dalam penilaian. Semua berjalan sesuai semangat yang kita harapkan,” jelas Kang Giri.
Ia menegaskan, spirit kolektivitas menjadi penentu sukses tidaknya agenda budaya seperti ini. Maka, lanjutnya, kehadiran masyarakat secara langsung di lokasi-lokasi acara sangat penting.
Sebab partisipasi publik bukan sekadar jumlah kepala, tetapi bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian warisan budaya.
Masih ada sederet agenda menanti. Mulai dari Lomba Macapat (23–24 Juni), Pameran Seni Rupa “Sor Zhamboe” (23–30 Juni), Pagelaran Pusaka (23–26 Juni), hingga Bedol Pusaka (25 Juni) yang menjadi momentum spiritual sekaligus simbolik dalam Grebeg Suro.
“Ini momen langka. Ayo kita ramaikan. Kita tunjukkan kepada dunia bahwa Ponorogo bukan hanya panggung reog, tetapi juga panggung kebudayaan Nusantara,” tambahnya.
Keterlibatan langsung Kang Giri dalam hampir seluruh rangkaian kegiatan tahun ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendekatkan nilai-nilai budaya dengan kehidupan warga sehari-hari.
Ia tak segan berdiri di barisan paling depan, menonton pertunjukan, menyapa warga, hingga memberi motivasi kepada para peserta.
Menurutnya, tahun demi tahun kualitas Grebeg Suro meningkat, baik dari segi artistik, partisipasi publik, hingga penyelenggaraan yang lebih tertata.
Ia optimistis, jika semangat ini terus dijaga, maka ke depan Grebeg Suro akan menjadi ikon budaya yang tak hanya milik Ponorogo, tapi juga Indonesia.
“Ponorogo ini hebat. Bukan hanya dari sisi budaya, tetapi dari semangat gotong royong masyarakatnya. Inilah kekuatan kita,” pungkasnya.
Penulis : Nanang
Posting Komentar