Nguri-uri Budaya Lewat Reog, Kencana Dewi Hotel Siap Tampil Total di FNRP XXX 2025

Penampilan group Reyog Kencana Dewi Hotel latihan jelang penampilan di FNRP XXX 2025

PURWANTORO, SINYALPONOROGO
Dengan semangat menjaga warisan budaya leluhur, Group Reyog Kencana Dewi Hotel kembali unjuk gigi di ajang Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX Tahun 2025. Setelah berhasil meraih juara tiga pada tahun lalu, kali ini mereka memasang target lebih tinggi: mempertahankan prestasi bahkan meraihnya lebih tinggi.

Adalah H. Sugiri Heru Sangoko, pimpinan grup sekaligus tokoh pelestari budaya dari lingkungan perhotelan, yang kembali memimpin pasukannya menuju pentas megah FNRP. 

Baginya, tampil bukan sekadar untuk berkompetisi, tapi lebih dalam lagi—sebuah ikhtiar serius dalam nguri-uri seni Reyog Ponorogo yang sarat makna dan nilai luhur.

“Tahun lalu kita masuk tiga besar. Tahun ini targetnya mempertahankan bahkan kalau bisa, meningkat. Tapi apapun hasilnya, semangat untuk melestarikan budaya tetap yang utama,” ujar H. Sugiri Heru Sangoko, Sabtu (21/6/2025) di halaman SMPN 1 Purwantoro.

Grup Kencana Dewi Hotel tercatat akan naik panggung pada sesi keempat, Senin (23 Juni 2025). Di tengah membludaknya jumlah peserta tahun ini—sebanyak 42 grup dari berbagai penjuru negeri—tensi kompetisi dipastikan akan meningkat tajam.

Sugiri Heru Sangoko ketika melihat langsung gladi bersih group Reyog Kencana Dewi Hotel 

Namun, Sugiri tak gentar. Ia justru menganggap persaingan sengit itu sebagai motivasi untuk tampil maksimal. Sejak lebih dari tiga bulan terakhir, seluruh personel grup digenjot latihan secara intensif. 

Hanya pada hari Senin latihan diliburkan, selebihnya latihan dilakukan setiap hari dengan semangat tanpa kompromi.

“Latihan kita cukup keras dan disiplin. Tidak ada jalan lain untuk bisa tampil maksimal kecuali dengan kerja keras,” imbuhnya.

Keterlibatan kelompok hotel dalam festival reyog ini menjadi hal yang menarik tersendiri. Bukan hanya karena mereka datang dari sektor bisnis dan perhotelan, tapi juga karena mereka menunjukkan bahwa seni dan budaya dapat tumbuh subur di berbagai lini kehidupan.

Bagi Sugiri, keterlibatan ini sekaligus membuktikan bahwa pelaku dunia usaha juga bisa menjadi penjaga tradisi, bukan sekadar penggerak ekonomi. 

Ia ingin Kencana Dewi Hotel tak hanya dikenal sebagai tempat inap, tapi juga sebagai rumah seni dan budaya yang turut menjaga jati diri Ponorogo.

Tak sedikit tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari keterbatasan waktu hingga menjaga konsistensi semangat para pemain yang terdiri dari lintas usia. 

Namun, semangat gotong royong dan rasa cinta terhadap Reyog menjadi bahan bakar utama yang menyatukan mereka.

“Kalau kita semua bergerak, reog tidak akan punah. Justru akan makin hidup dan mendunia,” tegasnya penuh keyakinan.

FNRP XXX tahun ini memang menjadi panggung besar untuk menakar konsistensi dan daya jelajah seni reyog. Di tengah gempuran budaya global, keberadaan festival semacam ini menjadi napas penting agar seni warisan Ponorogo tetap tegak dan tak lekang oleh zaman.

Dan di antara puluhan peserta yang akan tampil, Group Kencana Dewi Hotel hadir bukan hanya sebagai kompetitor, tapi sebagai simbol semangat bahwa siapa pun bisa menjadi bagian dari penjaga budaya—asal ada tekad dan cinta yang tulus terhadap tanah kelahirannya.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
SINYAL PONOROGO

🌐 Dibaca :