Warga RT 04 Surodikraman Kompak Gelar Sholat Ied dan Kurban Sendiri, Simbol Kemandirian dan Kebersamaan

Parmin, S.Sos Ketua RT 04 RW 04 Kelurahan Surodikraman (bertopi) serahkan daging kurban kepada warga..

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Suasana Idul Adha 1446 H di RT 04 RW 04 Kelurahan Surodikraman, Ponorogo, terasa istimewa. Bukan hanya karena semangat berkurban, tetapi juga karena semangat gotong royong dan kemandirian warga yang tak surut sejak pandemi melanda beberapa tahun lalu.

Sejak 2020, warga RT 04 memutuskan untuk menggelar sholat Ied di lingkungan mereka sendiri. Keputusan ini awalnya didorong oleh keterbatasan selama masa pandemi, namun justru berkembang menjadi tradisi yang memperkuat ikatan sosial antar warga.

Ibu-ibu warga Subali bersama-sama bahu membahu terlibat dalam panitia kurban 

“Ini bukan hanya soal ibadah, tapi juga momentum persatuan. Kami gelar semua secara mandiri, dari sholat Ied hingga penyembelihan kurban. Semua dilakukan warga sendiri,” ujar Ketua RT 04, Parmin, S.Sos, saat ditemui di sela-sela kegiatan, Sabtu (7/6/2025).

Tahun ini, warga menyembelih satu ekor sapi dan dua ekor kambing. Proses penyembelihan tidak dilakukan pada hari H, melainkan dilaksanakan keesokan harinya, Sabtu pagi, demi menghormati waktu sholat Jumat yang jatuh tepat pada hari raya.

Kompak, warga gotong royong pegangi hewan kurban 

Parmin menjelaskan, sebanyak 300 kupon daging kurban dibagikan secara merata kepada seluruh warga. Uniknya, semua proses — mulai dari pengurusan hewan, penyembelihan, pemotongan, hingga pembagian — dikerjakan sendiri oleh warga setempat. Tidak ada tenaga dari luar yang dilibatkan.

“Alhamdulillah semua berjalan lancar, tertib dan aman. Warga datang mengambil daging sesuai kupon, tidak ada kericuhan, semua tertib,” imbuhnya.

Salah satu nilai yang menonjol dalam kegiatan ini adalah semangat partisipasi kolektif. Warga yang tidak terlibat langsung dalam proses penyembelihan, secara sukarela menyumbang makanan ringan, minuman, hingga ikut menyiapkan sarapan bersama sebelum kegiatan dimulai.

Kerjasama baik, warga Subali dalam berkurban ..

“Pagi-pagi kami kumpul, sarapan bareng dulu. Setelah itu baru mulai kegiatan. Ini sudah jadi rutinitas dan sangat kami syukuri,” tutur Sugeng Prayogo sambil membagikan air mineral ke panitia kurban.

Dengan lebih dari 110 kepala keluarga yang tinggal di RT 04, kekuatan komunitas ini menjadi modal sosial yang besar. Tak hanya menunjukkan kemandirian, tetapi juga menampilkan wajah lain dari Idul Adha — sebagai hari kebersamaan, kekompakan, dan gotong royong.

Tak heran, semangat seperti ini menjadi contoh inspiratif, bahwa kebaikan bisa dimulai dari lingkungan terkecil, bahkan dari sebuah RT di tengah kota Ponorogo. Bukan hanya ibadah yang dijalankan, tapi juga nilai luhur masyarakat yang terus dirawat.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :