PAUD Ponorogo Terapkan Kurikulum Merdeka, Fokus pada Karakter Bukan Calistung
Salah satu kegiatan PAUD di Ponorogo (foto Kominfo)
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Kurikulum Merdeka bukan hanya urusan pelajar SD dan SMP. Anak-anak usia dini di Ponorogo juga sudah lebih dulu merasakannya. Sejak 2020, seluruh satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kota reyog ini telah menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih manusiawi dan menyeluruh.
“Tidak ada lagi tes calistung sebagai syarat masuk SD. Yang kami tekankan adalah tumbuh kembang holistik dan penguatan karakter,” ujar Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Nonformal Disdik Ponorogo, Yeni Widiastuti, Rabu (30/7/2025).
Yeni menyebut, lulusan PAUD seharusnya tidak dibebani dengan kecakapan akademis semata. Sebaliknya, mereka harus dibekali fondasi kuat sebagai pembelajar sepanjang hayat.
"Kami ingin mereka berkembang optimal secara sosial, emosional, fisik, bahasa, kognitif, serta nilai moral dan agama,” ujarnya.
Meski begitu, tantangan di lapangan tak mudah. Guru PAUD berada dalam dilema antara visi besar kurikulum dan harapan pragmatis orang tua.
“Masih banyak orang tua yang memaksa anak bisa baca-tulis-hitung sebelum masuk SD,” kata Yeni.
Untuk menjawab itu, pemerintah mendorong sinergi antara guru PAUD dan guru kelas awal SD agar masa transisi tak menjadi tekanan bagi anak. Pengawasan dan supervisi rutin pun dilakukan, dan bagi PAUD yang belum siap, akan diberikan pendampingan khusus.
“Transisi PAUD ke SD harus menyenangkan dan membangun rasa ingin tahu anak. Ini bagian dari komitmen kami untuk memastikan layanan pendidikan dini yang berkualitas dan setara,” tegasnya.
Yeni berharap implementasi Kurikulum Merdeka di PAUD terus menguat, demi menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, relevan, dan menggembirakan bagi setiap anak Ponorogo.(Nang/SP/Red).