Sugiri Sancoko: Grebeg Suro Harus “Dijual,” APBD Disimpan untuk Rakyat

H. Sugiri Sancoko 
Bupati Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Perhelatan Grebeg Suro 2025 memang telah usai. Namun di balik keramaian kirab pusaka, larungan Telaga Ngebel, hingga panggung hiburan, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menggarisbawahi satu hal penting: acara sebesar Grebeg Suro tak boleh membebani keuangan daerah.

“Kita serahkan ke masyarakat untuk menilai bagaimana pelaksanaan Grebeg Suro kemarin. Yang jelas, saya dan jajaran sudah berusaha maksimal. Bahkan, gelaran besar ini nyaris tidak membebani APBD, meski ada sedikit sekali (biaya daerah) yang terpakai,” ujar Kang Giri — sapaan akrab Sugiri — saat ditemui usai acara rapat paripurna DPRD, Senin (30/6/2025).

Baginya, perayaan budaya seperti Grebeg Suro, Ponorogo Rikolo Semono, hingga Hari Jadi Kabupaten Ponorogo bukan sekadar ajang pesta rakyat. Semua itu, kata Sugiri, harus dilihat sebagai komoditas yang bisa “dijual” melalui kerja sama dengan pihak ketiga, sponsor, hingga iklan.

“Yang bisa dijual ya dijual. Supaya APBD hanya dipakai untuk hal yang paling mendasar dan penting,” tegasnya.

Menurut Kang Giri, di tengah keterbatasan anggaran, organisasi perangkat daerah (OPD) mesti mengubah paradigma. Kegiatan, lanjutnya, jangan melulu berbasis anggaran, tetapi lebih mengandalkan kreativitas, inovasi, dan jejaring kolaborasi.

“Kalau mau Ponorogo hebat dan lebih kreatif, jangan pakai ‘kolesterol’ rakyat. Artinya, jangan membebani keuangan daerah secara berlebihan untuk hal-hal yang sebenarnya bisa didanai lewat sponsor atau kerja sama. Kita bisa tetap rame-rame, tapi APBD selesai untuk rakyat,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.

Bupati yang juga mantan wartawan itu menilai, acara budaya skala besar seperti Grebeg Suro memang mengundang kerumunan ribuan orang, yang di dalamnya terdapat potensi ekonomi sangat besar. Mulai dari UMKM, kuliner, perhotelan, hingga iklan dan sponsorship.

“Pasti ada wernes (kesan mendalam) dan nilai di situ. Bahkan ada ruang iklan yang bisa membiayai sebagian besar kegiatan,” jelasnya.

Langkah Sugiri Sancoko ini sejalan dengan tren tata kelola pemerintahan modern, di mana sektor budaya tak hanya menjadi beban anggaran, tetapi juga menjadi sumber pendapatan daerah sekaligus motor penggerak ekonomi.

Bagi Kang Giri, ke depan, Ponorogo harus berani melompat lebih jauh — menjadikan event budaya bukan hanya urusan kebanggaan daerah, tapi juga menjadi lokomotif ekonomi kreatif.

“Yang penting APBD tetap aman, rakyat senang, dan cita-cita kita untuk Ponorogo yang hebat bisa tercapai,” pungkasnya.(Nang/SP/Red).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
SINYAL PONOROGO

🌐 Dibaca :