Turi Berbagi Bahagia, Santunan Yatim Jadi Tradisi Warisan Sesepuh

Kegiatan santunan anak yatim di desa Turi Jetis Ponorogo

PONOROGO, SINYALPONOROGO
Sabtu (5/7/2025) malam, suasana Masjid Daarul Mustaqim, Desa Turi, Kecamatan Jetis, Ponorogo, terasa lebih hangat dari biasanya. Lantunan doa dan senyum malu-malu anak-anak yatim mewarnai kegiatan santunan yang digelar masyarakat desa.

Sebanyak 20 anak yatim menerima santunan yang dihimpun dari gotong royong warga Turi. Bukan hanya donasi uang, tetapi juga doa dan rasa cinta yang mereka bagikan. 

Warisan leluhur, masyarakat desa Turi rutin beri santunan kepada anak yatim 

Ketua Panitia, H. Imam Junaidi, menyebut kegiatan ini bukan semata rutinitas, melainkan kelanjutan dari warisan para sesepuh Desa Turi yang sejak lama menanamkan nilai kepedulian sosial.

“Ini ikhtiar kami meneruskan apa yang dulu dirintis para pendahulu. Kami ingin anak-anak yatim merasa diperhatikan dan dicintai,” ungkap Imam Junaidi.

Santunan di bulan Suro atau Muharram memang memiliki makna khusus bagi warga Jawa, termasuk Turi. Bulan ini dianggap penuh berkah, sehingga menjadi momentum tepat untuk berbagi.


Kepala Desa Turi, Isngadi, mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat. Ia menegaskan bahwa kebersamaan semacam inilah yang membuat Turi terus bergerak ke arah lebih baik.

“Santunan ini bukan hanya membantu anak-anak yatim. Lebih dari itu, ini cara kita merawat kebersamaan, menanamkan nilai sosial, sekaligus memohon keberkahan bagi seluruh warga,” ujar Isngadi.

Isngadi pun menuturkan rasa syukur dan terima kasih kepada anak-anak yatim yang hadir.“Terima kasih anak-anakku, kalian menguatkan kami dan banyak memberi pelajaran hidup. Terima kasih pula kepada seluruh masyarakat Turi. Dengan kebersamaan, insya Allah Turi bisa lebih baik,” ucapnya.

Kegiatan yang melibatkan perwakilan seluruh elemen desa, mulai RT, BPD, perangkat desa, PKK hingga berbagai paguyuban ini menjadi cermin eratnya solidaritas sosial warga Turi. 

Bagi banyak warga, santunan kepada anak yatim bukan sekadar deretan amplop dan bingkisan, tetapi bentuk nyata kepedulian serta rasa saling menjaga di tengah tantangan zaman.

Dan bagi anak-anak yatim, senyum hari itu mungkin menjadi awal semangat baru. Mereka pulang membawa bukan hanya bantuan, melainkan juga rasa dihargai dan disayangi oleh banyak orang.

Turi Bisa Lebih Baik. Bukan sekadar slogan, melainkan tekad yang terasa nyata di Masjid Daarul Mustaqim pada Sabtu itu.

Penulis : Nanang

1/Post a Comment/Comments

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
SINYAL PONOROGO

🌐 Dibaca :