🔵 NEWS

Warga Ponorogo Sampaikan Surat Terbuka: “Ketenangan Jangan Diartikan Tanpa Keresahan”

Megah, gedung wakil rakyat DPRD Kabupaten Ponorogo 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
– Di tengah hiruk-pikuk situasi nasional yang diwarnai aksi unjuk rasa dan kericuhan di sejumlah daerah, Ponorogo justru menampilkan wajah berbeda. Kota Reog masih berjalan tenang, masyarakat memilih berdiam di rumah, menjaga ketenteraman, bahkan ada yang menikmati hiburan musik di Alun-Alun.

Namun, sebuah surat terbuka yang ramai beredar di komunitas online Ponorogo sejak 10 jam terakhir menjadi pengingat bagi para pemimpin daerah. Surat itu ditujukan langsung kepada Bupati Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Lisdyarita, jajaran pejabat, hingga anggota DPRD dari dapil Ponorogo.

Isi surat tersebut menekankan bahwa ketenangan warga bukan berarti tanpa keresahan. Rakyat Ponorogo, tulisnya, tengah berjuang menghadapi tekanan ekonomi sehari-hari—memikirkan makan esok hari, bekerja keras dengan prinsip sederhana “kalau tidak bekerja, tidak makan.”

Dalam surat itu, penulis menegaskan bahwa rakyat sejatinya tidak menuntut muluk-muluk. 

“Diberi jalan yang baik saja senyumnya sudah lebar, apalagi bila ada bazar pangan murah,” tulisnya. 

Pesannya jelas: kesabaran rakyat jangan disalahartikan sebagai kelemahan.

Kritik juga diarahkan pada para legislator. Mereka diminta tidak hanya menikmati fasilitas dan kemewahan dari jabatan, melainkan mengembalikan kepercayaan dengan kerja nyata: memperbaiki infrastruktur, membangun fasilitas publik, hingga menyediakan beasiswa bagi siswa kurang mampu.

Surat itu menutup dengan nada yang kuat namun menyejukkan. Bahwa rakyat Ponorogo tidak bermaksud menjarah atau merusak, melainkan berharap adanya kejujuran, keadilan, dan bukti nyata dari para pemimpin. 

“Ponorogo hari ini masih damai, tetapi di balik damai itu ada harapan besar,” demikian bunyinya.

Surat terbuka tersebut sontak menjadi bahan diskusi di media sosial. Banyak warganet menilai isi pesan itu mewakili suara hati rakyat kecil yang kerap terpinggirkan. 

Di tengah situasi nasional yang penuh gejolak, suara dari Ponorogo ini menjadi refleksi: bahwa damai sejati bukan sekadar ketiadaan konflik, melainkan hadirnya keadilan dan kepedulian dari pemimpin untuk rakyatnya.

Penulis : Nanang

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar