KLHK Restui Relokasi TPA Mrican, Ponorogo Siap Akhiri Era Darurat Sampah
|  | 
| Jamus Kunto Purnomo, ST, M.Si Plt. Kepala DLH Ponorogo | 
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Kabar baik datang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk Kabupaten Ponorogo. Pemerintah pusat akhirnya menyetujui pemanfaatan lahan hutan pangkuan Perhutani seluas sembilan hektare sebagai lokasi baru Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pengganti Mrican. Keputusan ini menjadi titik terang bagi upaya Ponorogo keluar dari status darurat sampah.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ponorogo, Jamus Kunto Purnomo, membenarkan turunnya dua keputusan penting dari KLHK—yakni izin pemanfaatan lahan dan penundaan batas waktu penutupan TPA Mrican.
“Bapperinda dan DLH sedang menyiapkan kelengkapan administrasi, termasuk proses tata batas dan penggantian tegakan dengan Perhutani,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Menurut Jamus, Bupati Sugiri Sancoko dijadwalkan akan menemui Menteri LHK Hanif Faisol Nurofiq untuk meminta arahan dan dukungan percepatan relokasi. Pemerintah menargetkan TPA baru bisa difungsikan pada tahun 2026.
“Seluruh proses akan berjalan simultan. Harapannya, Ponorogo bisa memiliki TPA yang lebih modern dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Dukungan KLHK disebut tidak lepas dari keseriusan Pemkab Ponorogo dalam menata sistem pengelolaan sampah sejak dari hulu. Edukasi pemilahan sampah kini gencar dilakukan di rumah tangga, pasar, sekolah, dan perkantoran.
“Dengan pengolahan sejak sumbernya, beban TPA akan berkurang signifikan. Kami menargetkan residu yang masuk ke TPA bisa ditekan 30–40 persen di tahap awal,” terang Jamus.
TPA Mrican selama ini masih menerapkan pola open dumping, yang rawan mencemari lingkungan. Di lokasi baru nanti, pemerintah memastikan akan beralih ke sistem sanitary landfill, standar pengelolaan modern yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi warga sekitar.
“Ini momentum penting bagi Ponorogo untuk keluar dari bayang-bayang krisis sampah. Perubahan pola pengelolaan tidak bisa ditunda lagi, dan semua pihak harus terlibat aktif,” tegas Jamus.
Langkah berani ini menjadi sinyal bahwa Ponorogo mulai menata masa depan lingkungan dengan lebih serius — meninggalkan cara lama, menuju tata kelola sampah yang berkelanjutan dan manusiawi.(Nang/Sumber Kominfo).
