Menjaga Marwah Profesi: Kisah Suryo Alam, Advokat yang Berawal dari LBH dan Tak Lupa Pengabdian
![]() |
| SM Law Office Advokat/Pengacara Konsultasi hukum Surya Alam, SH, MH & Mega Aprilia, SH |
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Tak banyak orang yang merayakan ulang tahun dengan perenungan, tetapi bagi Suryo Alam, SH, MH, Minggu (26/10/2025) menjadi hari yang istimewa. Bukan hanya karena tanggal itu menandai hari kelahirannya ke-44 — lahir pada 26 Oktober 1981 — tetapi juga menjadi momen untuk menengok kembali perjalanan panjangnya di dunia hukum yang penuh lika-liku.
Kini dikenal sebagai salah satu advokat senior di Ponorogo, Suryo menapaki kariernya bukan dari kantor mewah, melainkan dari jalan pengabdian: Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Sejak tahun 2009 hingga 2015, ia aktif di LBH Sapu Jagad Kabupaten Ngawi, di bawah bimbingan Buang Yahya, SH, MM, sang direktur yang menanamkan nilai-nilai keteguhan dan keberanian.
“Pak Buang selalu bilang, jangan takut, kita bisa. Dari situlah karakter saya terbentuk — sederhana tapi yakin pada kebenaran,” kenangnya kepada Sinyal Ponorogo.
Perjalanan itu membentuk mental baja yang kelak menjadi modal besar saat ia menghadapi kasus besar di luar Jawa — sengketa lahan 5 hektare di Pulau Mentaro, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muara Jambi.
Kasus itu sempat membuatnya diragukan, namun berkat ketekunan dan pemahaman hukumnya, Suryo berhasil memenangkan perkara tersebut dan mengembalikan hak warga kecil yang lahannya diserobot perusahaan besar.
“Kemenangan itu bukan tentang uang, tapi tentang keyakinan bahwa kebenaran harus diperjuangkan,” ujarnya.
Momentum itu menjadi batu loncatan. Ia kemudian menempuh Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) di bawah organisasi Peradi dan APSI, hingga resmi disumpah sebagai advokat pada tahun 2016.
Tak lama kemudian, sang istri Mega Aprilia, SH menyusul jejaknya dan disumpah sebagai advokat tahun 2017. Sejak itu, keduanya menjadi partner profesional dan pribadi, menangani berbagai perkara — mulai dari perceraian, pertanahan, pidana hingga perdata.
Di tengah meningkatnya kasus perceraian di Ponorogo, pasangan ini kerap menjadi tempat masyarakat mencari solusi hukum yang adil. Meski begitu, Suryo tetap menempatkan empati di atas profit.
“Kalau ada klien tak mampu, saya bantu semampunya. Kadang dibayar dengan hasil panen. Tapi saya percaya, profesi ini harus dijalankan dengan hati,” ucapnya.
Selain sibuk di ruang sidang, Suryo juga menyalurkan energinya ke bisnis jual beli mobil. Namun, ia menegaskan bahwa itu hanya aktivitas sampingan. “Hukum tetap prioritas. Tapi kalau ada peluang baik, kenapa tidak?” katanya tersenyum.
Dari pernikahannya, Suryo dikaruniai tiga anak: anak pertama bekerja di BNI Ponorogo setelah lulus sarjana hukum, anak kedua menjadi Bintara TNI AD, dan si bungsu masih duduk di bangku SMPN 1 Ponorogo.
Memasuki usia ke-44, Suryo tak ingin hanya dikenal sebagai pengacara yang sukses di ruang sidang. Ia ingin dikenal sebagai advokat yang amanah, jujur, dan tidak lupa bersyukur.
![]() |
| Surya & Mega Advokat/Pengacara Konsultasi Hukum |
“Ulang tahun ini jadi pengingat bagi saya. Bahwa setiap perkara yang kita tangani adalah amanah. Ilmu hukum itu dinamis, jadi jangan pernah berhenti belajar. Dan kalau sudah diberi rezeki, jangan lupa berbagi,” ujarnya menutup perbincangan dengan senyum tenang.
Penulis : Nanang


