BREAKING NEWS

Hj. Atika Banowati Teguhkan Arah Baru Al-Hidayah: Perempuan Harus Sholihah, Cerdas, dan Mandiri


Dari Muktamar IX Al-Hidayah di Jakarta, Ketua Al-Hidayah Jatim Serukan Transformasi Gerakan Perempuan Islam

JAKARTA, SINYALPONOROGO – Ketua Pengajian Al-Hidayah Jawa Timur, Hj. Atika Banowati, SH, menegaskan arah baru gerakan perempuan Islam di tengah perubahan zaman. Dari forum Muktamar IX Pengajian Al-Hidayah yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, 20–22 Oktober 2025, Atika menyerukan agar perempuan Al-Hidayah tidak hanya aktif dalam pengajian, tetapi juga berperan nyata dalam membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa.


“Perempuan Al-Hidayah hari ini harus sholihah dalam akhlak, cerdas dalam pikiran, dan mandiri dalam tindakan. Karena dari perempuan yang kuat dan berilmu, akan lahir keluarga tangguh dan generasi pemimpin dengan pondasi akhlak yang kuat,” ujar Atika dalam pesan singkat yang dikirim usai pembukaan, Senin (20/10).
Sebagai Ketua Pengajian Al-Hidayah Jawa Timur sekaligus Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Golkar (Dapil IX: Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Magetan, Ngawi), Atika menampilkan figur pemimpin perempuan yang teguh pada nilai dan mampu membaca tantangan zaman.

Hj. Atika Banowati, SH ketua pengajian Al hidayah propinsi Jawa Timur ketika mengikuti muktamar IX 

Menurutnya, Al-Hidayah—organisasi perempuan yang didirikan oleh Partai Golkar—selalu menempatkan diri di garis depan dalam memperkuat nilai keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Kini, arah perjuangan Al-Hidayah diperluas: tidak hanya membina iman, tetapi juga membentuk perempuan berdaya dan berkontribusi bagi lingkungannya.

“Kemandirian perempuan bukan sekadar ekonomi, tetapi juga spiritual dan intelektual. Perempuan Al-Hidayah harus punya value, bisa menjadi penggerak perubahan, dan memberi warna positif di masyarakat,” tegasnya.


Di bawah kepemimpinannya, Al-Hidayah Jawa Timur mulai merancang berbagai program pemberdayaan, mulai dari pendidikan keluarga, literasi ekonomi umat, hingga pelatihan kepemimpinan perempuan. Semua diarahkan agar kader Al-Hidayah mampu hadir di ruang-ruang sosial secara produktif tanpa meninggalkan jati diri keislaman.

Atika menilai, peran perempuan saat ini tidak lagi cukup berhenti pada tataran domestik. “Mereka harus berani tampil menjadi pemimpin, baik di keluarga maupun masyarakat. Dan itu semua dimulai dari penguatan akhlak dan ilmu,” tuturnya.

Ia berharap Muktamar IX Al-Hidayah menjadi momentum konsolidasi untuk memperkuat semangat pengabdian perempuan Islam di seluruh Indonesia. 

Suasana Muktamar IX Pengajian Al Hidayah di Sultan Hotel Jakarta 

“Kita ingin Al-Hidayah menjadi rumah besar perempuan Indonesia yang menyebarkan cahaya kebaikan, menginspirasi, dan membangun bangsa dengan kasih dan keteladanan,” pungkasnya.

Muktamar IX Al-Hidayah di Jakarta dihadiri ribuan kader dari berbagai provinsi di Indonesia. Selain membahas arah kebijakan organisasi, forum ini juga meneguhkan komitmen Al-Hidayah sebagai organisasi perempuan Partai Golkar yang berpijak pada nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan pemberdayaan masyarakat.

Penulis : Nanang
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar