BREAKING NEWS

“Santrivaganza 2025: Ponorogo Gelorakan Semangat Santri Menuju Peradaban Dunia”

Pers rilies peringatan hari santri 2025 bersama Kang Bupati Sugiri Sancoko 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
– Kabupaten Ponorogo bersiap menyambut Hari Santri Nasional 2025 dengan kemasan berbeda dan lebih semarak. Bertajuk “Santrivaganza”, peringatan tahun ini bukan sekadar seremoni, melainkan gerakan kultural yang memadukan semangat religius, edukatif, dan ekonomi kreatif berbasis nilai-nilai kesantrian.

Ketua Panitia Hari Santri 2025, H. Baharuddin Harahap, dalam konferensi pers di Rumah Dinas Bupati Ponorogo (Pringgitan), Minggu (19/10/2025), menjelaskan secara rinci rangkaian kegiatan yang akan berlangsung mulai 20 Oktober hingga 19 November 2025.

Mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” Hari Santri tahun ini menegaskan peran santri yang tak lagi hanya berjibaku dalam perjuangan fisik, tetapi menjadi pengawal nilai-nilai kemerdekaan — persatuan, keadilan, dan kedaulatan — dari ancaman kontemporer seperti radikalisme, disinformasi, dan ketertinggalan ilmu pengetahuan.

“Santri harus tampil di garda depan, bukan hanya sebagai penjaga tradisi dan moral bangsa, tetapi juga aktor penting dalam diplomasi budaya dan pembangunan global,” ujar Baharuddin.

Rangkaian acaranya dimulai dengan Khotmil Qur’an serentak di pendopo kabupaten dan seluruh kecamatan, dilanjutkan dengan sosialisasi program pesantren sehat, sarasehan Gerakan Nasional Pesantren menuju ICH UNESCO, hingga peluncuran GAMEDIA Network, media center Gerakan Nasional Ayo Mondok yang akan dimeriahkan Charly Vanhoutten & Band.

H. Baharuddin Harahap 
Ketua panitia hari santri 2025

Puncak acara akan digelar pada 22 Oktober 2025 dengan Apel Hari Santri di Aloon-Aloon Ponorogo, diikuti Muhalaqah di PP Darul Huda Mayak, serta Santrivaganza Night bersama Sabrang MDP dan Kiai Kanjeng. Kemeriahan akan berlanjut hingga November dengan Santri Run dan Mafia Sholawat menghadirkan KH. Anwar Zahid dan KH. Muhammad Ali Shodiqin.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dalam sambutannya menyebut momentum Hari Santri bukan hanya peringatan spiritual, tapi juga penggerak ekonomi lokal. 

“Selama sembilan hari menjelang Hari Santri, saya mengajak seluruh ASN dan masyarakat memakai sarung. Ini bukan hanya simbol, tapi gerakan. Sarung bisa menggerakkan ekonomi, menegaskan identitas, dan menebarkan kebanggaan sebagai santri,” ujarnya.

Sugiri menegaskan, meski Ponorogo tak memiliki tol, pelabuhan, atau bandara megah, daerah ini memiliki peradaban luhur yang menjadi identitas kuat

“Ponorogo adalah tanah peradaban. Lewat Hari Santri, kita ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai santri mampu menggerakkan masyarakat, menjaga moral, sekaligus memberi warna bagi dunia,” katanya.

Dengan semangat Santrivaganza 2025, Ponorogo kembali meneguhkan diri sebagai kota santri dan pusat peradaban yang hidup, di mana nilai-nilai keislaman, kebudayaan, dan kemanusiaan berpadu dalam satu napas: mengawal kemerdekaan, menjemput peradaban dunia.

Penulis : Nanang

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar