Gerbong Bergerak, Ada yang Naik, Ada yang Turun

Gambar hanya ilustrasi
PONOROGO, SINYALPONOROGO — Gerbong mutasi di Pemerintah Kabupaten Ponorogo kembali bergerak. Sebanyak 138 pejabat eselon II hingga IV resmi dilantik dan diambil sumpahnya oleh Bupati Sugiri Sancoko di Pringgitan Rumah Dinas Bupati, Jumat siang (7/11/2025).
Dari sekian nama yang dibacakan, satu sosok menjadi buah bibir di kalangan ASN: Dian Puspita Mandasari. Pejabat perempuan yang dikenal berdedikasi di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) itu sebelumnya menjabat Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan. Kini, ia harus menerima posisi baru sebagai Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Mlarak — turun satu tingkat dalam struktur eselon.
Padahal, di lingkungan kerjanya, Dian dikenal sebagai pejabat yang disiplin dan tak memiliki catatan buruk dalam kinerja. Mutasi itu pun sontak menjadi perbincangan hangat di kalangan pegawai. Namun, di tengah perubahan yang mungkin terasa berat bagi sebagian orang, Dian tetap tenang.
“Dimana pun ditempatkan, saya siap. Semua jabatan adalah amanah,” ucapnya singkat usai pelantikan.
Menanggapi sejumlah penempatan yang dianggap tak sesuai harapan, Bupati Sugiri Sancoko memberikan pesan terbuka kepada seluruh pejabat yang baru dilantik. Ia meminta agar tidak ada yang berkecil hati, apalagi merasa disisihkan.
“Jangan sakit hati. Hidup memang tidak selalu sesuai dengan mimpi. Saya hanya berharap teman-teman bisa memperbaiki etos kerja, menambah integritas, dan terus berinovasi,” ujar Kang Giri di hadapan ratusan ASN yang hadir.
Ia menegaskan bahwa mutasi adalah bagian dari dinamika birokrasi dan langkah penyegaran organisasi. “Mutasi itu bukan soal suka atau tidak suka. Ini soal bagaimana mempercepat akselerasi pembangunan Ponorogo,” lanjutnya.
Mutasi kali ini juga menata sejumlah posisi strategis yang sempat kosong akibat pejabat lama pensiun. Dua pejabat eselon II, Drs. Supriyanto dan Drs. Herry Sutrisno, bahkan saling bertukar tempat antara Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan dengan BKPSDM. Selain itu, tujuh camat baru dilantik, serta beberapa lurah yang sebelumnya bertugas sebagai protokoler kini memimpin kelurahan.
Di antara pergeseran besar itu, kisah Dian menjadi potret kecil tentang arti pengabdian di tengah dinamika jabatan. Ia mungkin turun eselon, tapi tidak kehilangan semangatnya. Dan seperti pesan Bupati, birokrasi sejatinya bukan tentang siapa yang naik atau turun, melainkan siapa yang tetap bekerja dengan hati.
Penulis : Nanang