BREAKING NEWS

Apel Besar PGRI Ponorogo Tetap Meriah Meski Diduga Digembosi, Ribuan Guru Tumpah Ruah di Aloon-Aloon

Aneka persembahan pada apel besar PGRI dsn hari guru Nasional tahun 2025 di aloon-aloon Kabupaten Ponorogo (foto YouTube PGRI Ponorogo)

PONOROGO, SINYALPONOROGO —
Apel besar peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-80 PGRI di Aloon-Aloon Ponorogo, Sabtu (6/12/2025), berjalan meriah dan melampaui ekspektasi panitia. Ribuan guru dari berbagai jenjang pendidikan memadati lapangan sejak pagi, menunjukkan antusiasme luar biasa. Namun, di balik kesuksesan itu, terselip cerita kurang sedap: adanya dugaan upaya “menggembosi” acara oleh pihak berwenang.

Informasi yang dihimpun Sinyal Ponorogo menyebutkan, sehari sebelum apel akbar, Plt. Kepala Cabang Dindik Provinsi Jawa Timur wilayah Ponorogo-Magetan, Adi Prayitno, menggelar rapat koordinasi terbatas di SMAN 1 Barat Magetan, Jumat (5/12/2025). Rapat itu dihadiri para korwas, pengawas SMA/SMK, dan kepala SMA/SMK/SLB negeri se-Ponorogo.

Yang janggal, para peserta diminta untuk tidak merekam maupun mengambil foto selama rapat berlangsung. Lebih mencengangkan lagi, muncul imbauan pembatasan peserta apel besar PGRI—maksimal 10 guru per sekolah, dengan syarat nama peserta harus didaftarkan ke Cabang Dindik dan diberangkatkan bersama-sama dari kantor cabang di Jalan Gajah Mada, Ponorogo.

Di internal PGRI, kabar itu sontak menyulut kecewa dan kemarahan. Panitia apel akbar menyebut langkah tersebut sebagai “manuver tidak elok” menjelang pelaksanaan acara besar organisasi guru itu.

PGRI Balas Dengan Pengumuman Terbuka

Merespons situasi tersebut, Ketua PGRI Cabang Khusus (Cabsus) Ponorogo, Dasar Daminto, S.Pd., M.Pd, mengambil langkah cepat dan tegas. Sebuah pengumuman resmi disebarluaskan kepada seluruh anggota PGRI dari SMA/SMK/PKPLK, baik negeri maupun swasta.

Isi pengumuman itu tegas:

  • Tidak ada pembatasan peserta untuk apel akbar.
  • Seluruh anggota wajib hadir pukul 06.30 WIB.
  • Dilarang bergerombol di luar area aloon-aloon.
  • Setelah upacara, peserta diminta langsung pulang.
  • Tidak ada agenda lain selain upacara HGN dan HUT PGRI.
  • Kondusivitas wajib dijaga.

Pengumuman itu ternyata berdampak besar. Sejak pagi, rombongan guru dari seluruh penjuru Ponorogo berdatangan dengan penuh semangat. Barisan peserta mengular hingga ke sisi barat aloon–pemandangan yang jauh dari gambaran “dibatasi”.

“Justru hadirnya luar biasa, melebihi prediksi panitia,” ujar salah satu anggota panitia kepada wartawan.

LKBH PGRI: “Ini Jelas Upaya Menggembosi”

Ketua LKBH PGRI Ponorogo, Thohari, menanggapi situasi itu dengan nada kecewa. Saat dikonfirmasi Sabtu (6/12/2025), ia tampak heran dengan sikap Cabang Dindik.

Jelas itu upaya menggembosi acara,” katanya sambil menggelengkan kepala.

Ia juga mengungkapkan informasi bahwa tidak ada satu pun pejabat Cabang Dindik Jatim yang hadir dalam apel besar tersebut. Menurutnya, absennya pejabat cabang semakin menguatkan dugaan bahwa ada maksud tertentu di balik pembatasan peserta.

“Pembatasan itu tidak logis sama sekali. Apalagi acara ini momen nasional, momentum kebersamaan guru. Jadi ada apa sebenarnya di balik perintah itu?” ujarnya.

Guru Menolak Diatur, Semangat Persatuan Justru Menguat

Meski ada hambatan, apel besar tetap berlangsung khidmat, tertib, dan penuh semangat persatuan. Ribuan guru berdiri rapih, mengikuti jalannya upacara hingga selesai.

Bagi banyak guru, kehadiran mereka bukan sekadar formalitas. Ini adalah bentuk solidaritas, harga diri, dan komitmen profesi. Upaya pembatasan justru membuat semangat itu semakin menyala.

“Kalau guru dikerdilkan, bangsa ikut kerdil. Maka kami hadir untuk menunjukkan bahwa guru tetap solid,” kata seorang peserta apel. (Team Redaksi Sinyal Ponorogo).

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar