MESKI ADA PENOLAKAN, BUPATI IPONG TETAP AKAN MENGAJUKAN BLK SEBAGAI RUMAH SAKIT DARURAT COVID-19

Bupati Ipong
ketika diwawancarai wartawan

SinyalPonorogo - Meski ada gelombang penolakan dari warga sekitar soal rencana pemkab Ponorogo yang akan mengajukan ijin kepada propinsi Jawa timur soal keberadaan gedung BLK-UKM yang ada di desa Karanglo Kecamatan Sukorejo Ponorogo sebagai rumah sakit darurat covid-19 untuk mengantisipasi melonjaknya kasus covid-19 di Kabupaten Ponorogo tetap jalan terus.

"Tetap. Penolakan itu kan karena mereka belum paham, nanti akan diberikan edukasi...semoga saja saat itu di proses wabahnya sudah berakhir. "Ujar bupati Ipong.

Untuk itu, bupati berharap kepada rekan media untuk ikut membantu memberikan edukasi ke masyarakat agar mereka paham benar apa itu Corona. Apalagi lanjut bupati, rumah sakit yang akan dia ajukan tersebut sebagai langkah antisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi mengingat pasca terkonfirmasinya 6 warga Ponorogo positip covid-19.

Selain itu, pihaknya juga akan memperbanyak ruang isolasi yang ada di rumah sakit seperti RSUD dr Harjono Ponorogo sebelumnya hanya ada 20 ruang isolasi maka kedepan setidaknya ada tambahan 15 ruang isolasi lagi sehingga total ada 35 ruang isolasi.

Belum lagi, rsu Aisyah Ponorogo oleh gubernur juga diputuskan sebagai rumah sakit rujukan covid-19 dan telah memiliki sedikitnya 7 ruang isolasi. Itu belum termasuk empat rumah sakit lain di Ponorogo seperti muhammdiyah, muslimat, Darmayu dan Griya waloya.

"Masing-masing saya minta 3 ruang isolasi sehingga ada tambahan total ruang isolasi sebanyak 12. Sehingga jika ditotal semuanya ada 54 ruang isolasi di rumah sakit Ponorogo."ungkap Bupati Ipong.

Tak berhenti sampai disitu, jika memang pemudik meledak pada pulang kampung maka pemerintah juga telah menyiapkan 5 ruang isolasi di setiap desa belum ditambah beberapa rumah kosong atau fasilitas umum lain juga bisa dijadikan ruang isolasi dan itu semua dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Kabupaten Ponorogo.(Nanang)