Bupati Ponorogo H Sugiri Sancoko ketika memberi sambutan dalam acara persiapan pengiriman naskah dokumen Reyog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda dari ICH UNESCO |
SINYALPONOROGO, PONOROGO - Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko mengaku senang atas progres pengajuan/usulan seni Reyog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda ke Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO mulai ada titik terang.
Hal itu dibuktikan dengan kehadiran Dr. Harry Waloyo, facilitator of ICH UNESCO in the Asia-pacific region di Kabupaten Ponorogo untuk mendengar langsung pemaparan dari para tokoh reyog di Kabupaten Ponorogo sekaligus memberikan pengarahan apa saja yang dibutuhkan agar Reyog Ponorogo diakui menjadi warisan budaya tak benda dari UNESCO.
Para tokoh reyog ikut serta dalam kegiatan persiapan pengusulan Reyog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda |
Acara pemaparan seni reyog menjadi warisan budaya tak benda tersebut digelar di Aula Bappeda Litbang Kabupaten Ponorogo pada Rabu, 22/12.
Acara yang di helat oleh Disbudparpora Kabupaten Ponorogo tersebut mengundang para tamu undangan dan peserta dalam kegiatan tersebut adalah sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkab Ponorogo, ketua DPRD kabupaten Ponorogo, para tokoh seni reyog dan komunitas reyog yang ada di Kabupaten Ponorogo. Dengan harapan, bisa menyimak pemaparan yang akan disampaikan oleh Dr. Harry Waloyo, facilitator of ICH UNESCO in the Asia-pacific region.
H. Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo menyadari betul bahwa untuk melengkapi usulan reyog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda dari ICH - UNESCO butuh kerja keras karena UNESCO sendiri tidak berada di Kabupaten Ponorogo sehingga tidak tahu persis kondisi tersebut.
Makanya, melalui dokumen-dokumen pendukung bahwa reyog Ponorogo kini telah menjadi budaya yang mendunia harus dibuktikan dengan berbagai narasi dan dokumentasi yang komplit sehingga mereka percaya. Oleh karenanya, untuk melengkapi persyaratan tersebut sebelum naskah usulan Reyog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda diserahkan pihaknya mengundang ahlinya untuk membantu hal itu.
"Sengaja kita mengundang pak Harry Waloyo, Facilitator of ICH UNESCO in the Asia-pacific region datang ke Ponorogo untuk membantu teman-teman mempersiapkan itu semua. Sebelum naskah kita kirim di bulan Maret 2022."jelas Bupati.
Dijelaskan Bupati, ada banyak dokumen dan narasi yang disiapkan seperti misal bahwa reyog itu mampu menjadi penopang ekonomi warga Ponorogo, reyog menjadi bagian dari masyarakat Ponorogo, termasuk bahan baku dari reyog itu sendiri dari mana saja dan kehidupan komunitas reyog yang ada di Kabupaten Ponorogo.
"Semua tersaji secara komplit dan sangat detail. Bagaimana kita menyakinkan sesuai selera UNESCO. Makanya kita undang pakar."imbuh Bupati Sugiri.
Sementara itu Dr. Harry Waloyo, facilitator of ICH UNESCO in the Asia-pacific region dalam paparannya menceritakan awal sejarah Reyog itu sendiri serta apa-apa saja yang diperlukan mulai dokumen dan narasi untuk mendukung Reyog Ponorogo bisa menjadi nominasi usulan sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO.
Tentu saja kegagalan tempo dulu menjadi pengalaman berarti kedepan bisa diperbaiki sehingga usulan kali ini Reyog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda benar-benar bisa terwujud sebagaimana gamelan kini yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dari UNESCO.
Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan melihat penampilan reyog Ponorogo di halaman pemkab Ponorogo.(Nang)
Posting Komentar