Dampak limbah sampah TPA Mrican dikeluhkan petani, hasil pertanian menurun meskipun tanaman terlihat subur

Saluran irigasi pertanian di desa Mrican  tercemari air Lindi sampah TPA Mrican, akibatnya membuat tanaman padi hasil produksinya menurun... 


SINYALPONOROGO, JENANGAN
- Bertahun-tahun petani yang ada di desa Mrican Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo mengeluh hasil pertanian padi mereka menurun. Diduga, saluran irigasi sawah hujan yang menjadi satu-satunya harapan petani desa setempat kini telah tercemar limbah sampah TPA Mrican hingga membuat air berubah warna menjadi hitam pekat. 


Adi Purnomo Sidik, Kepala desa Mrican Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo mengaku sudah menyampaikan hal itu kepada pemerintah daerah melalui Dinas terkait akan tetapi belum ada tanggapan berarti hingga akhirnya dibiarkan begitu saja tanpa solusi dan lagi-lagi warga masyarakat yang terus dirugikan atas keberadaan TPA Mrican yang tidak terkelola dengan baik.

Pemulung di TPA Mrican mencari sampah yang masih bisa dimanfaatkan...

"Sejak tahun 1996 sampai sekarang kondisi TPA Mrican ya begitu saja, tidak ada perubahan signifikan. Maksud saya, tolong pemerintah daerah menganggarkan untuk pengelolaan sampah TPA Mrican sehingga tidak menganggu warga masyarakat."ujar Kepala desa Mrican serius.

Dikatakan Kades Mrican, setiap saat dan waktu warga desa Mrican selalu terganggu dengan aroma tak sedap. Belum lagi ketika kondisi hujan deras aroma semakin kuat bahkan sering terjadi banjir dan membuat sampah yang ada di TPA Mrican terbawa arus air sungai hingga sampai ke jalan desa dan pemukiman warga.

Adi Purnomo Sidik,
Kades Mrican Jenangan Ponorogo

"Terutama sampah plastik luar biasa banyak. Intinya, warga desa Mrican sangat terdampak atas keberadaan TPA Mrican ketika tidak terkelola dengan baik."jelasnya.

Belum lagi keluhan para petani soal limbah Lindi TPA mrican yang membuat hasil tanaman padi mereka turun meskipun terlihat subur tanaman tersebut tapi gabuk tak ada isinya.

"Kita berharap kepada pemerintah daerah turun tangan mencari jalan keluar. Karena limbah lindi TPA Mrican ini sangat berbahaya dan menganggu hingga membuat tanaman padi banyak yang gabuk meskipun tanaman terlihat subur."ungkapnya.

Masih menurut kades Mrican, soal keberadaan pengelolaan sampah yang dibuat briket sangat pesimis bisa mengurangi volume sampah di TPA Mrican. Karena kondisinya di lapangan sampah masih terus menumpuk dan kini makin tinggi sehingga tetap menjadi ancaman warganya. Apalagi, sudah sebulan terakhir ini pengelolaan sampah menjadi briket juga tutup.

"Kalau bau nggak usah ditanya mas, setiap waktu apalagi habis hujan deras. Begitu juga ketika kemarau juga tetap aroma tidak sedap ditambah banyak sampah plastik beterbangan bahkan pernah terjadi kebakaran tapi nggak gede dan bisa teratasi."terangnya.

Sementara itu Seni, S.Sos, MM Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo mengaku bingung dengan melihat kondisi TPA Mrican saat ini karena luas areal TPA memang sudah sangat tidak memungkinkan lagi sementara kiriman sampah terus terjadi dengan jumlah dan volume yang cukup besar setiap harinya. Oleh karena itu pihaknya mengajak warga masyarakat untuk peduli sampah dengan cara memilah sampah.

"Jangan semua sampah dibuang di TPA. Tapi dipilah dulu. Misalkan daun bekas tempe jangan dibuang ke TPA tapi bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos begitu juga sampah plastik juga bisa dikumpulkan. Kecuali sampah yang memang tidak bisa lagi digunakan baru dibuang di TPA. Minimal kita ikut membantu mengurangi volume sampah di TPA."ujarnya penuh harap ada kesadaran yang tinggi dari warga masyarakat.

Soal limbah Lindi dan sampah TPA Mrican yang diyakini bisa membuat tanaman padi terlihat subur tapi gabuk maka semua itu harus dibuktikan dengan uji laboratorium. 

"Kita bersama team pernah turun dan mengambil sempel air lindi tersebut dan memang kondisinya diatas ambang batas. Tapi bukan berarti menjadi penyebab turunnya hasil produksi pertanian di lokasi tersebut ."jelasnya.

Termasuk soal aroma tidak sedap dan sampah yang sering terbawa arus air sungai ketika banjir pihaknya sudah mengusulkan pada tahun 2023 akan membangun Talut di sisi Utara TPA Mrican dengan tujuan agar air lindi dan sampah tidak masuk aliran sungai. 

"Ya..minimal kita mengurangi dampak. Melihat kondisi TPA kita memang sudah tidak layak dan ideal lagi."Pungkasnya.(Nang)

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :