Ilustrasi orang meninggal.. |
SINYALPONOROGO, PONOROGO - Keluarga korban meninggal karena covid19 di Kabupaten Ponorogo mengaku bingung dan tak tahu harus mengadu kemana. Tambahan biaya mulai pemandian, peti jenasah hingga proses pemakaman semua dibebankan kepada keluarga korban.
Suroso, warga jalan Kamajaya Kelurahan Surodikraman selaku pihak keluarga mengaku bingung ketika didatangi satgas kelurahan yang akan mengurus semua proses pemakaman adiknya tersebut. Awalnya, Suroso berniat akan memandikan jenasah adiknya layaknya orang meninggal umumnya bahkan warga lingkungan juga sudah bersiap untuk melakukannya tapi dicegah oleh satgas karena korban meninggal covid19 sehingga harus prokes dan dilakukan oleh satgas.
"Saya didatangi Bu lurah dan bidan katanya harus prokes."ujar Suroso kepada wartawan.
Karena prokes lanjut Suroso, banyak tim satgas datang dan mengambil alih semua proses mulai dari memandikan jenasah, memasukkan dalam peti hingga proses pemakaman harus dilakukan oleh satgas.
"Tapi setelah itu dari satgas meminta biaya itu semua kepada keluarga. Mulai biaya pemandian, peti, ambulan hingga pemakaman total ada Rp 2,2 juta rupiah."jelas Suroso.
Dijelaskan Suroso, rincian uang tersebut diantaranya untuk biaya memandikan, peti 700 ribu, ambulan 500 ribu dan biaya lain-lainya sampai pemakaman.
"Total biaya saya harus bayar kepada satgas adalah 2.2 juta rupiah. Karena keluarga belum punya uang karena dari keluarga kurang mampu akhirnya dipinjami oleh warga lain. Dan warga lain juga masih mencarikan sumbangan untuk mengganti biaya yang di minta satgas."ungkap Suroso sedih.
Dikatakan Suroso, memang waktu itu adiknya mengeluh sakit dan dibawa ke rumah sakit Aisyah dan setelah sampai disana dan dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan covid19 termasuk istri almarhum juga harus menjalani antigen dan PCR meskipun hasilnya negatif tapi tetap biaya mandiri. Hingga akhirnya setelah dirawat enam hari adiknya tersebut dinyatakan sembuh dan diminta pulang oleh pihak rumah sakit dan tetap harus isoman di rumah.
"Tapi sebelum masa isoman habis malah adiknya keburu meninggal pada Senen, 28/2 kemarin sekira jam 09.00 WIB. Dan di makamkan secara prokes"terangnya.
Sementara itu Supadmi, Lurah Surodikraman ketika dikonfirmasi Selasa, 1/3 mengaku karena korban adalah pasien covid19 dan masih menjalani isoman maka pihak satgas kelurahan memutuskan untuk prokes.
"Memang dari kelurahan tidak ada anggaran untuk itu semua. Makanya kita bebankan kepada keluarga untuk biaya satgas."ujar Supadmi, lurah Surodikraman Ponorogo.
Dengan kejadian tersebut, pihaknya juga akan mengkonsultasikan kembali ke pemerintah Kabupaten Ponorogo jika ada warga yang meninggal karena covid19 apakah ada biaya bantuan dari pemkab karena yang jelas dari pihak kelurahan memang tidak menganggarkan untuk hal semacam itu.
Hal serupa disampaikan Jamus Kunto, Kepala Dinas Pelaksana BPBD Kabupaten mengaku tidak ada anggaran di dinas yang dia pimpin.
"Di BPBD tidak ada alokasi anggaran untuk itu. Kalo tahun kemarin mungkin masih dicukupi dari anggaran refocussing. Infonya untuk desa bisa dialokasikan dari APBDes. Tapi untuk yang kelurahan saya tidak tahu."jelas Jamus Kunto, Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo.
Sementara itu Dyah Ayu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp mengaku masih rapat sehingga belum bisa memberi statemen soal itu.(Nang).
2,2 jt termasuk murah itu, harusnya lurah bertanggungjawab karena beliau yg memerintahkan untuk pemakaman secara prokes. Kasihan satgasnya...dr atas diperintah, dr masyarakat dicibir!!
BalasHapusPosting Komentar