Acara ini diinisiasi oleh Indra Priyadi, Kepala KPP Pratama Ponorogo, yang dikenal sebagai penggemar berat sepak bola. Setiap kali tim Garuda berlaga, ia rutin mengadakan nobar bersama pegawai untuk mendukung tim kebanggaan Indonesia.
Trianto, salah satu peserta nobar, mengungkapkan bahwa suasana tegang terasa saat para pemain Indonesia mulai mendekati gawang China. "Detak jantung sempat berdegup kencang waktu Garuda mendekati gawang lawan, tapi sayangnya belum ada gol," ujarnya.
Malah, pada babak pertama Indonesia tertinggal 2-0 dari China. Trianto tetap berharap tim Garuda bisa bangkit dan membalas kekalahan di babak kedua.
Memasuki babak kedua, Indonesia meningkatkan serangan. Beberapa peluang berhasil diciptakan, tetapi pertahanan rapat China membuat upaya tim Garuda berulang kali kandas.
Penonton sempat kesal melihat beberapa pemain China berusaha mengulur waktu dengan drama jatuh dan berpura-pura cedera, apalagi ketika Indonesia masih tertinggal.
Kegigihan timnas akhirnya membuahkan hasil saat Garuda mencetak gol balasan, memperkecil kedudukan menjadi 2-1. Pertandingan semakin intens di menit-menit akhir.
Ketika tambahan waktu sembilan menit diumumkan, harapan kembali muncul di kalangan penonton. Sayangnya, meski terus menyerang hingga peluit panjang berbunyi, Indonesia gagal menyamakan kedudukan dan harus mengakui keunggulan China dengan skor akhir 2-1.
"Meski kalah, saya tetap bangga dengan perjuangan tim Garuda. Doa kami selalu menyertai agar mereka bisa tampil lebih baik di pertandingan selanjutnya," tambah Trianto.
Kekalahan ini membuat langkah Indonesia dalam kualifikasi semakin berat. Namun, para penonton yang hadir di KPP Pratama Ponorogo tetap optimistis dan berjanji akan terus mendukung timnas dalam perjuangan mereka menuju Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.(Nang).
Posting Komentar