Debat Panas Pilbup Ponorogo 2024: Saling Kritik Janji yang Belum Terbukti

Debat terakhir atau ke-3 pilbup Ponorogo berlangsung menarik meskipun diwarnai ketegangan...

PONOROGO, SINYALPONOROGO
– Debat pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo di Gedung Sasana Praja pada Rabu malam (20/11/2024) berlangsung sengit. Acara yang disiarkan langsung oleh Sakti TV dan sejumlah radio lokal ini menarik perhatian warga Ponorogo, meskipun diwarnai ketegangan terutama pada sesi tanya-jawab antar kandidat.

Salah satu momen menarik terjadi saat Cawabup nomor 1, Segoro Luhur Kusumo Ndaru, dengan tegas mengkritik janji-janji politik Paslon nomor 2, Sugiri Sancoko dan Lisdyarita, yang dinilainya tidak terealisasi selama periode jabatan mereka. 

Segoro menyoroti sejumlah program yang sempat digadang-gadang pada Pilkada 2020, namun hingga kini dianggap belum membuahkan hasil nyata.

Kritik Tajam terhadap Janji Lama

Segoro menyinggung permasalahan sampah di TPA Mrican yang hingga kini belum teratasi, bahkan kondisi terkini semakin memburuk dengan kapasitas yang overload. Selain itu, ia juga mempertanyakan janji peningkatan hasil panen padi menjadi 14 ton per hektare yang dinilai hanya isapan jempol.

"Soal penyediaan pupuk dengan sistem yarmen (bayar setelah panen), kenyataannya hingga kini petani masih bingung mencari pupuk saat musim tanam," ujar Segoro.

Ia juga mengkritik program sirkuit balap untuk kawula muda yang hingga kini hanya sebatas sirkuit tanah untuk motorcross, belum ada realisasi untuk sirkuit aspal yang dijanjikan. 

Tak ketinggalan, Segoro juga menyoroti janji peningkatan kualitas pendidikan internasional dengan menggandeng Universitas Oxford yang hingga kini tidak terlihat hasilnya.

"Banyak janji yang tidak terbukti. Padahal janji adalah utang yang akan dimintai pertanggungjawaban," tegas Segoro, menutup kritiknya.

Jawaban Sugiri: Butuh Waktu Lebih

Menanggapi kritik tersebut, Sugiri Sancoko memberikan pembelaan. Ia mengakui beberapa janji kampanyenya belum terealisasi sepenuhnya, terutama dalam bidang pendidikan. 

Sugiri menjelaskan, rencana menggandeng Universitas Oxford ternyata membutuhkan biaya tinggi sehingga ia memilih untuk menggandeng universitas lain yang lebih sesuai dengan kondisi Ponorogo.

"Kami tetap berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan. Penyediaan gedung sekolah yang representatif dan pelatihan guru menjadi prioritas kami," jawab Sugiri.

Mengenai pembangunan sirkuit, Sugiri menjelaskan bahwa lokasi yang ada saat ini sedang dikembangkan secara bertahap. Ia bercita-cita menciptakan kawasan terpadu yang tidak hanya mencakup sirkuit road race, tetapi juga mendukung perkembangan UMKM di sekitar lokasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kami memulai dengan sirkuit motorcross dulu, tetapi mimpi besar kami adalah kawasan terpadu yang memberikan dampak ekonomi dan prestasi," tambah Sugiri.

Soal TPA Mrican, Sugiri mengakui permasalahan tersebut masih menjadi PR besar. Ia meminta waktu lebih untuk menyelesaikan kendala teknis dan memastikan pengelolaan sampah yang lebih baik di masa depan.

Bagi masyarakat Ponorogo, debat ini bukan hanya sekadar adu argumen, tetapi juga menjadi tolok ukur dalam menentukan pilihan pada Pilkada 2024. Apakah janji-janji lama yang belum terealisasi akan kembali dipercaya, atau harapan baru yang lebih realistis yang akan menjadi pilihan? Semua akan terjawab pada hari pemungutan suara mendatang.(Red).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :