![]() |
Kompak, warga desa Baosan Kidul lakukan gerakan kerja bakti guna menanggulangi kerawanan bencana di musim hujan |
PONOROGO, SINYALPONOROGO – Warga Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo, kembali menghidupkan tradisi gotong royong melalui kegiatan kerja bakti lingkungan secara serentak. Sebanyak 35 RT menggelar kerja bakti pada 12 Januari 2025, diikuti oleh 31 RT lainnya pada 19 Januari 2025.
Langkah ini merupakan hasil musyawarah desa pada 7 Januari 2025 yang dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), perangkat desa, dan ketua RW.
![]() |
Aneka kerja Bhakti Desa Baosan Kidul Ngrayun tergambar dalam foto |
Dengan mengusung tema "Menghidupkan Semangat Gotong Royong Menanggulangi Kerawanan Musim Penghujan," kegiatan ini menjadi upaya warga untuk menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi selama musim penghujan.
Kepala Desa Baosan Kidul, Fajar, menjelaskan bahwa gotong royong bukan hanya solusi praktis menjaga lingkungan, tetapi juga upaya melestarikan kearifan lokal.
“Kita perlu mengingatkan generasi muda tentang bagaimana para sesepuh dulu membangun desa ini dengan kerja keras dan kebersamaan. Kini tugas kita adalah menjaga warisan tersebut dan memastikan gotong royong tetap hidup,” ujar Fajar kepada Sinyal Ponorogo pada Ahad (19/1).
Beragam Kegiatan, Satu Tujuan
Setiap RT diberi kebebasan menentukan jenis kerja bakti sesuai kebutuhan masing-masing wilayah. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemasangan gorong-gorong, perbaikan drainase, pembangunan poskamling, hingga pengerasan jalan lingkungan.
![]() |
Penuh semangat, warga desa Baosan Kidul kerja Bhakti perbaikan jalan |
Menariknya, seluruh pendanaan untuk kerja bakti ini berasal dari kas RT dan sumbangan warga. Pemerintah desa bersama kepala dusun hanya bertugas memberikan motivasi dan arahan.
“Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa desa ini milik bersama. Jika bukan kita yang memelihara, siapa lagi?” tambah Fajar.
Gotong Royong, Pilar Ketangguhan Desa
Semangat gotong royong telah menjadi pilar utama dalam pembangunan dan ketahanan Desa Baosan Kidul. Selain mencegah bencana di musim hujan, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antar warga.
Fajar menekankan, gotong royong adalah modal sosial yang harus terus ditanamkan kepada generasi muda.
“Jika kita lupa gotong royong, kita kehilangan jati diri sebagai masyarakat desa. Dengan kegiatan ini, kami ingin generasi muda memahami nilai penting kebersamaan,” jelasnya.
Pelajaran Berharga untuk Desa Lain
Kerja bakti serentak di Baosan Kidul menjadi contoh nyata bagaimana kearifan lokal mampu menghadirkan solusi terhadap berbagai tantangan.
Tradisi gotong royong ini tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga memperkuat solidaritas di tengah masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan ini, warga Desa Baosan Kidul membuktikan bahwa tradisi lokal adalah fondasi penting dalam menghadapi masa depan.
Semangat gotong royong yang dihidupkan kembali ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menjaga solidaritas dan kemandirian dalam pembangunan wilayahnya.(Nang).
Posting Komentar