"Wabah PMK di Jenangan Merebak, Puluhan Sapi Mati, Pemerintah Dinilai Lamban Bertindak"

Kasus matinya sapi di wilayah Jenangan resahkan peternak, warga berharap pemerintah cepat turun tangan tangani PMK 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
– Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantui peternak sapi di Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Puluhan sapi dilaporkan mati dengan gejala mulut berbusa, kesulitan berdiri, hingga kejang sebelum akhirnya mati. Ironisnya, hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah daerah untuk menangani kondisi ini.

Kepala Desa Jenangan, Toni Ahmadi, mengakui bahwa belum ada laporan resmi dari warga terkait kasus ini. Namun, ia kerap mendengar keluhan melalui obrolan di warung kopi maupun grup percakapan warga.

"Secara resmi belum ada laporan masuk ke desa, tetapi dari cerita warga, sudah ada beberapa sapi yang mati dengan ciri-ciri PMK. Di desa kami sendiri, dari empat sapi yang terjangkit, satu mati dan tiga lainnya berhasil diselamatkan setelah diberi ramuan obat tradisional. Kejadiannya sekitar sepuluh hari lalu," ujar Toni, Rabu (1/1/2025).

Ia menambahkan bahwa sapi bagi warga desa bukan sekadar ternak, melainkan aset ekonomi utama yang menopang kehidupan sehari-hari.

"Kalau dibiarkan terus seperti ini tanpa ada penanganan serius, dampaknya bisa sangat besar bagi perekonomian warga," tambahnya.

Kasus Meluas ke Desa Jimbe

Sementara itu, di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, kasus serupa juga merebak. Kepala Desa Jimbe, Sumanto, mengungkapkan bahwa dalam sepekan terakhir, sudah ada delapan ekor sapi milik warganya yang mati dengan gejala serupa.

"Kami sudah melaporkan kejadian ini ke mantri hewan setempat, dan dari pemeriksaan, mereka menduga ini adalah wabah PMK. Namun, karena banyak sapi mati mendadak, sering kali penanganan datang terlambat," jelas Sumanto.

Sumanto menambahkan bahwa gejala sapi yang terjangkit PMK cukup khas, seperti mulut berbusa, kesulitan berdiri, kejang-kejang, hingga akhirnya mati.

"Kami berharap ada tindakan cepat dan nyata dari dinas terkait agar wabah ini tidak semakin meluas," pintanya.

Sementara itu upaya untuk mengonfirmasi penanganan kasus PMK di Kecamatan Jenangan kepada Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Suprianto, belum membuahkan hasil. Panggilan telepon yang dilakukan pada Rabu (1/1/2025) sore tidak direspons hingga berita ini di up.

Minimnya respons dari pemerintah daerah memicu keresahan di kalangan peternak. Mereka menilai pemerintah seharusnya segera turun tangan dengan langkah konkret seperti vaksinasi massal, distribusi obat-obatan, serta edukasi kepada peternak tentang pencegahan dan penanganan PMK.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :