Khutbah Jumat di Masjid Mahya: Meneladani Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih

Ustadz Muhammad Ammar Tsaqib, Khotib dalam khutbah Jum'at di Madjid Mahya 

PONOROGO, SINYALPONOROGO
 
– Masjid Mahya, yang berlokasi di Jalan Dr. Sutomo, Bangunsari, Ponorogo, menggelar Sholat Jumat dengan suasana yang khusyuk. Kali ini, khutbah disampaikan oleh Ustadz Muhammad Ammar Tsaqib, yang menyoroti pentingnya kepemimpinan dalam Islam dengan mengambil teladan dari sosok Sultan Muhammad Al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Dalam khutbahnya, Ustadz Ammar Tsaqib menjelaskan bahwa Rasulullah SAW telah memberikan kabar gembira berabad-abad sebelum Konstantinopel jatuh ke tangan Islam. 

“Sebaik-baiknya pemimpin adalah yang menaklukkan Konstantinopel, dan pasukannya adalah pasukan terbaik,” kutipnya dari sabda Nabi.

Tokoh yang akhirnya mewujudkan kabar tersebut adalah Sultan Muhammad Al-Fatih, yang di usia 21 tahun berhasil menaklukkan benteng pertahanan terkuat di dunia saat itu. Ustadz Ammar mengungkapkan bahwa keberhasilan Muhammad Al-Fatih bukan sekadar karena strategi militer, tetapi juga karena kedisiplinannya dalam ibadah.

Keteladanan Ibadah Muhammad Al-Fatih

Sejak akil baligh, Muhammad Al-Fatih tidak pernah meninggalkan sholat fardhu secara berjamaah. Ia juga selalu menjaga sholat sunnah rawatib dan tahajud. 

“Artinya, bukan hanya dirinya yang taat, tetapi seluruh pasukan yang ia pimpin juga memiliki kedisiplinan dalam ibadah,” ungkap Ustadz Ammar.

Ia menegaskan bahwa pemimpin yang kuat bukan hanya mereka yang memiliki kecerdasan dan strategi, tetapi juga memiliki kedekatan dengan Allah. 

“Sejarah mencatat banyak pemimpin besar, tetapi hanya satu yang berhasil menaklukkan Konstantinopel, dan ia adalah orang yang istiqomah dalam sholat,” katanya.

Dari kisah ini, umat Islam diajak untuk meneladani nilai-nilai kepemimpinan yang berakar pada keimanan dan ketakwaan. Ia juga mengingatkan bahwa Islam tidak hanya mengatur aspek ibadah, tetapi juga kehidupan sosial dan kepemimpinan.

Pemimpin dalam Islam: Amanah yang Berat

Ustadz Ammar menekankan bahwa dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Ia mengutip Surah An-Nur yang menegaskan bahwa pemimpin haruslah mereka yang mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menjalankan kebaikan lainnya.

Ada empat karakter utama yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut Islam:

  1. Jujur – Seorang pemimpin harus memiliki integritas, tidak berdusta, dan amanah dalam menjalankan tugasnya.
  2. Adil – Keputusan yang diambil harus berlandaskan keadilan, tidak berpihak kepada kepentingan tertentu.
  3. Amanah – Pemimpin harus menjaga kepercayaan rakyat dan tidak menyalahgunakan kekuasaan.
  4. Memiliki keimanan dan kualitas yang baik – Kepemimpinan yang kokoh harus berakar pada iman yang kuat serta memiliki kapasitas dalam mengelola pemerintahan dan mensejahterakan rakyat.

“Setiap individu sejatinya adalah pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri, keluarganya, dan lingkungannya. Maka setiap Muslim harus berusaha menjadi pemimpin yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Makan Siang Gratis untuk Jamaah

Usai Sholat Jumat, suasana kebersamaan semakin terasa di Masjid Mahya. Pihak takmir menyediakan makan siang gratis bagi seluruh jamaah sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan.

Takmir masjid juga menyediakan area khusus bagi jamaah yang ingin menikmati makanan di tempat, meskipun banyak jamaah yang memilih untuk membawa pulang. 

Tradisi ini menjadi bagian dari upaya Masjid Mahya dalam membangun semangat berbagi dan mempererat ukhuwah Islamiyah di Ponorogo.

Dengan khutbah yang inspiratif dan aksi nyata dalam berbagi, Masjid Mahya terus menjadi pusat kegiatan keislaman yang aktif, memberikan manfaat bagi masyarakat luas.(Nang).

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama

🌐 Dibaca :