PONOROGO, SINYALPONOROGO – Pihak penyedia jasa pembangunan Puskesmas Selur, Kecamatan Ngrayun, akhirnya angkat bicara soal kerusakan bangunan yang viral di media sosial.
Melalui adminnya, Suhada dari CV Sohibu Kota Karawang, Jawa Barat, mengakui telah menerima informasi dari Dinas Kesehatan Ponorogo terkait keretakan dinding dan amblesnya sejumlah titik pada bangunan yang dibangun dengan anggaran Rp9,5 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024 itu.
“Kami sudah turunkan tim ke lapangan untuk mengecek. Karena masih dalam masa pemeliharaan, maka semua kerusakan jadi tanggung jawab kami,” tegas Suhada saat dikonfirmasi, Kamis (10/4/2025).
![]() |
Megah, Bangunan puskesmas Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo |
Namun, Suhada mengakui, perbaikan tidak bisa dilakukan seketika. Sebab, pihaknya masih melakukan penghitungan ulang atas skala kerusakan dan strategi penanganan yang tepat.
"Kelihatannya cukup besar kerusakannya. Jadi kami hitung dulu agar penanganannya tepat dan tidak asal-asalan," ujarnya.
Suhada juga menjelaskan, beberapa kerusakan ringan sebelumnya seperti rembesan air dari toilet lantai atas ke ruang IGD sudah diperbaiki.
Sedangkan untuk kasus retak dan ambles, menurut tim teknisnya, diduga dipengaruhi oleh kondisi tanah yang belum stabil dan pemadatan lahan yang kurang maksimal.
Ia menyebut, waktu antara perencanaan dan eksekusi proyek yang terlalu singkat turut menjadi faktor teknis yang mempengaruhi kekuatan struktur bangunan.
“Tanah di sana memang labil. Tapi apapun alasannya, kami sebagai penyedia jasa tetap akan bertanggung jawab penuh,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti, juga menegaskan bahwa bangunan Puskesmas Selur masih dalam masa pemeliharaan hingga Desember 2025.
Ia memastikan telah berkoordinasi dengan rekanan agar perbaikan dilakukan secepatnya dan tidak sampai mengganggu pelayanan kesehatan.
“Kami sudah minta agar penyedia segera bertindak. Jangan sampai pelayanan terganggu, apalagi dua ruangan rawat inap sekarang dikosongkan karena rawan,” ucapnya.
Sorotan publik terhadap proyek ini semakin tajam setelah netizen mengkritik keras kualitas pengerjaan di media sosial. Retakan besar di dinding hingga beton trotoar yang ambles memicu kecurigaan adanya pelaksanaan proyek yang tidak sesuai spesifikasi teknis.
Publik mempertanyakan bagaimana proyek sebesar itu bisa rapuh dalam hitungan bulan sejak peresmiannya pada Desember 2024.
Di tengah janji perbaikan, kasus ini menjadi catatan penting: pembangunan fasilitas publik tak hanya soal selesai tepat waktu, tapi harus menjamin kualitas dan keselamatan. Retaknya bangunan adalah satu hal, tetapi retaknya kepercayaan publik bisa jauh lebih sulit diperbaiki.
Penulis : Nanang
Posting Komentar